TEMPO.CO, Jakarta - Mantan petenis nomor satu dunia, Jim Courier, mengatakan Dominic Thiem harus bermain luar biasa untuk menghentikan ambisi Rafael Nadal menjuarai Grand Slam Prancis Terbuka ke-12 kalinya pada pertandingan babak final tunggal putra di lapangan tanah liat Roland Garros, Paris, malam ini, Minggu 9 Juni 2019.
“Ia membutuhkan tampil pada sebuah pertandingan dengan permainan yang hampir sempurna. Pasalnya, lain kali anda melihat Nadal menampikan permainan buruk di Roland Garros, itu akan menjadi yang pertama kalinya,” kata Courier, juara Prancis Terbuka 1991 dan 1992, kepada ATPTour.com.
Dominic Thiem, yang tahun ini menempati unggulan keempat, tahun lalu dikalahkan Rafael Nadal tiga set langsung pada final di Roland Garros ini.
Rafael Nadal memang selama ini dijuluki sebagai raja tenis lapangan tanah liat dan penguasa paling paling lama dari trofi Coupe des Mousquetaires di Prancis Terbuka.
Rekor menang dan kalah Nadal di lapangan tanah liat dalam laga limat set adalah 117-2 dan 92-2 di Roland Garros. Petenis Spanyol ini memenangi Prancis Terbuka untuk pertama kali pada 2005 dan hanya gagal memenangi puncak seri turnamen tanah liat ini pada 2009, 2015, dan 2016.
Petenis Austria, Dominic Thiem, berusaha mengembalikan bola ke arah lawannya, petenis Spanyol, Rafael Nadal, dalam pertandingan babak perempat final turnamen AS Terbuka di New York, Amerika Serikat, Rabu, 5 September 2018. Thiem membuat Nadal untuk pertama kali mengalami tekanan paling berat dalam AS Terbuka tahun ini, yaitu ketika Thiem bisa menang telak 6-0 pada set pertama. AP Photo/Adam Hunger
Petenis berusia 25 tahun dari Austria itu, menurut Courier, harus mengubah kebiasaannya dalam bermain saat melawan Nadal, yang lebih tua delapan tahun .
“Kecuali Dominic keluar dari pola permainannya, dengan melakukan pukulan backhand silang yang sulit ke arah forehand Nadal, Rafa akan bermain dengan polanya dan memaksa Dominic melakukan sesuatu yang tidak nyaman bagi dirinya,” jelas Courier.
Thiem bermain dengan pegangan raket tangan kanan. Sebaliknya, Nadal terbiasa dilatih memukul dengan tangan kiri sejak kecil, meski petenis Spanyol ini tidak kidal.
Courier juga mengatakan Thiem perlu belajar dari sukses Novak Djokovic mengalahkan Rafael Nadal pada partai final di Stadion Philippe Chatrier, Roland Garros, Paris, pada 2015 dalam tiga set langsung.
“Thiem perlu meniru apa yang dilakukan Novak melawan Rafa. Berdiri di sudut backhand. Pukul bola lebih awal, berusahalah sekeras mungkin menggeser Nadal dari tengah lapangan dan kemudian serang pukulan forehand dia dari sana,” kata Courier.
Thiem dikenal dengan pukulan-pukulan groundstroke dari baseline yang sangat menyulitkan lawan-lawannya.
Jika Djokovic menetralisir pukulan forenhand silang Nadal dengan pukulan backhand dua tangan, Thiem memakai satu tangan untuk backhand seperti yang dilakukan Roger Federer.
Thiem akan membutuhkan untuk tetap berada di pinggir garis permainan atau di dalam lapangan dengan tembakan seperti itu. Ini dilakukan Roger Federer ketika lima kali beruntun mengalahkan Nadal, sebelum petenis Swiss ini kalah dari musuh bebuyutannya dari Spanyol tersebut pada semifinal Prancis Terbuka 2019 ini.
“Ia tidak akan dapat bertahan menghadapi serangkaian pukulan forehand jika Rafa yang memegang kendali. Kami melihat Roger Federer pada 2017, berdiri dan melakukan pukulan backhand silang yang keras satu tangan. Cara ini juga sukses dilakukan Noval melawan Rafa di lapangan keras,” kata Courier.
“Dia (Federer) berusaha melakukan hal yang sama (pada semifinal Prancis Terbuka 2019 melawan Nadal), tapi terkendala derasnya angin sehingga sulit melalukan pukulan dengan akurat,” Courier menambahkan.
Dominic Thiem memang masih kesulitan melawan Rafael Nadal di Roland Garros. Thiem kalah pada tiga kali pertemuan sebelumnya dengan skor yang tak pernah melebihi 6-4 dalam satu set.
Tapi, bintang tenis muda Austria itu sudah dua kali mengalahkan pemain nomor dua dunia dari Spanyol itu pada empat kali kesempatan di tanah liat. Hal tersebut termasuk di Barcelona tahun ini, 2019, sebuah turnamen yang sangat penting buat Rafael Nadal pada setiap musim.