TEMPO.CO, Jakarta - Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) berencana meningkatkan standarisasi untuk mendapatkan rekomendasi. Sekretaris Jenderal BOPI Sandi Suwardi Hasan menyatakan secara khusus penambahan standarisasi akan dilakukan kepada operator sepak bola Liga Indonesia.
Menurut dia, upaya penambahan syarat akan dilakukan bertahap. Musim depan, BOPI ingin perusahaan yang menaungi klub-klub sepak bola di Indonesia jelas. "Sekarang ini masih ada klub yang perusahaannya tidak terkait dengan sepak bola atau olahraga," kata Sandi di Jakarta, kemarin.
Sandi mencontohkan, semestinya perusahaan klub sepak bola fokus bergerak di sektor olahraga. Namun BOPI masih menemukan ada klub yang perusahaannya bergerak di bidang konstruksi dan konsultan. "Kami ingin ada kesesuaian jenis usahanya," ucapnya.
Perbedaan jenis usaha, menurut Sandi, mempunyai berdampak. Salah satunya ialah terkait perpajakan. Ia menyatakan setiap jenis usaha mempunyai skema perpajakan yang berbeda.
Saat ini ada tiga aspek utama yang disodorkan BOPI bila operator Liga Indonesia ingin mendapatkan rekomendasi penyelenggaraan kompetisi. Aspek terpenting yang harus dipenuhi ialah legalitas, finansial, dan sumber daya manusia klub. Salah satu syarat yang menjadi perhatian BOPI ialah klub harus bebas dari tunggakan gaji pemain.
Lebih lanjut, BOPI memberi waktu enam bulan, terhitung Agustus 2019, kepada operator liga untuk membenahi jenis usaha perusahaan yang memiliki klub. Sehingga pada musim depan, kata Sandi, BOPI dan operator sudah mempunyai aspek penilaian rekomendasi yang sama. "Harus berubah yang tidak cocok jenis usahanya. Namanya sepak bola ya jenis usahanya (perusahaan) sepak bola atau olahraga," kata Sandi.
ADITYA BUDIMAN