TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris PT. Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Lalu Gita Ariadi mengatakan peletakan batu pertama pembangunan Sirkuit Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat akan dilakukan pada September 2019.
"September kita lakukan "ground breaking," ujarnya di Mataram, Rabu.
Ia menegaskan, meski direncanakan pada bulan September. Namun, kepastian waktu dan tanggal pelaksanaan peletakan batu pertama masih harus disesuaikan dengan jadwal kegiatan Presiden Jokowi. Karena diharapkan saat peletakan batu pertama pembangunan Sirkuit Mandalika akan dilakukan oleh Presiden Jokowi.
"Mudah-mudahan bisa kita laksanakan sesuai jadwal. Tapi kita masih lihat lagi dengan kesibukan Presiden," terang Gita.
Menurut Gita yang juga menjabat Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB itu, walaupun saat ini lahan yang dibebaskan belum sepenuhnya "clear and clean". Namun, hal tersebut kata Gita, tidak akan mengganggu rencana pembangunan sirkuit. Karena, tidak semua lahan dilokasi yang akan dibangun bermasalah.
"Yang belum dibebaskan itu tinggal sedikit hanya ada di beberapa titik, tapi hampir semuanya sudah clear and clean. Apalagi saat ini tahap "land clearing" dan pemagaran sekeliling area sirkuit sudah berjalan. Kalau pun ada yang belum dibebaskan masih dalam proses. Jadi tidak ada masalah dengan pembangunan," tegasnya.
Gita mengaku optimis pembangunan Sirkuit Mandalika akan mulai dikerjakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan diharapkan tuntas pada Desember 2020.
"Begitu ground breaking terus konstruksi mulai Oktober dan Desember 2020 semua sudah selesai," katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama ITDC, Abdulbar M Mansoer, mengatakan pembangunan Mandalika "Street Circuit" untuk penyelenggaraan MotoGP mulai 2021, telah menyelesaikan proses pengukuran topografi dan penyelidikan tanah. Bahkan, saat ini telah memasuki tahap "land clearing" dan pemagaran sekeliling area sirkuit.
Dari pagar keliling Sirkuit Mandalika sepanjang 6,25 km, telah terbangun 2,5 km atau sekitar 42 persen. Sementara land clearing mencapai 98.000 m2 dari rencana 420.000 m2.