TEMPO.CO, Jakarta- Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia, Faisol Reza, mengatakan pasca Asian Games 2018 menjadi momentum untuk terus meningkatkan prestasi atlet Indonesia. Dalam pagelaran multicabang terbesar di Asia itu Indonesia menyabet tiga medali emas.
Sedangkan prestasi terbaru adalah sukses atlet putri Aries Susanti Rahayu meraih medali emas dan membukukan rekor dunia panjat tebing dalam kejuaraaan International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup di Xiamen, Cina, 19 Oktober 2019.
Dalam partai final, Aries mencatatkan waktu 6,995 detik sekaligus memecahkan rekor dunia di nomor woman speed yang sebelumnya tercatat atas nama Yiling Song dengan waktu 7,101 detik.
Faizol Reza mengatakan prestasi atlet panjat tebing ditentukan oleh kualitas pelatih Indonesia yang ada. “Kita berusaha untuk terus memperbaiki kualitas pelatih, makanya setiap tahun kita menyelenggarakan kursus kepelatihan yang kelas nasional, ada yang kelas internasional,” kata Faisol dalam wawancara dengan Tempo, Senin, 4 November 2019.
Untuk kursus pelatihan tingkat nasional, kata dia, biasayan diikuti pelatih dari setiap provinsi. Saat ini sudah ada sekitar 100 orang pelatih dengan lisensi nasional. “Kalau tingkat Asia, kita baru punya sekitar tujuh pelatih, tingkat continental,” kata Faizol.
Selain pelatih, Faisol ingin terus menambah jumlah juri jalur yang biasanya membuat jalur pemanjatan pada nomor lead dan boulder. Saat ini Indonesia baru mempunyai tiga juri jalur tingkat kontinental. Kalau juri jalur makin banyak, maka atlet bisa rutin berlatih dengan jalur yang sesuai dengan standar di tingkat Asia. “Mereka bisa mempelajari sehingga kalau ikut Kejuaraan Asia, kita masih bisa bersaing,” ungkapnya.
Faisol mengatakan untuk nomor speed jumlah atlet potensial begitu melimpah dari putri maupun putra. Bahkan atlet putri sudah masuk jajaran papan atas dunia. Sedangkan untuk putra sudah bisa bersaing dengan meraih medali perunggu pada Kejuaraan Dunia Junior di Italia. “Problem kita selama ini sebelum Asian Games yakni problem mental,” Faizol melanjutkan.
Atlet Indonesia, kata dia, yang belum pernah bertemu dengan atlet dunia awalnya merasa tidak percaya diri dan grogi. Permasalahan itu bahkan pernah dialami oleh Aries Susanti Rahayu yang mengidolakan pemanjat dari Perancis, Anouck Jaubert. “Tapi setelah bertanding dengan Anouck, bisa mengalahkan, yang lain-lain dikalahkan, jadi dia sudah sangat percaya diri,” kata Faizol.
IRSYAN HASYIM