TEMPO.CO, Jakarta - Desak Made Rita Kusuma Dewi menjadi salah satu atlet panjat tebing putri andalan Indonesia saat ini. Sederet prestasi gemilang yang diraih, baik di level nasional maupun di level internasional membuat namanya melambung dalam beberapa waktu terakhir.
Atlet berusia 24 tahun itu baru saja menjuarai IFSC World Championships 2023 setelah mengalahkan Emma Hunt asal Amerika Serikat di partai final. Keberhasilan itu mengantarkannya ke Paris, Prancis untuk menjadi wakil Indonesia di Olimpiade 2024.
Namun, sebelum naik daun seperti sekarang, Desak menceritakan perjuangannya untuk menjadi atlet panjat tebing profesional. Ia mengatakan bahwa sang bibi adalah orang yang berperan pertama kali memperkenalkan dengan olahraga tersebut saat berusia delapan tahun.
"Bibi saya tuh latihan panjat tebing di Taman Kota Singaraja di Provinsi Bali. Terus waktu saya main ke rumah bibi, dia nawarin 'Bibi mau latihan, Rita mau ikut main enggak?' Di Taman Kota itu ada tempat mainan jadi diajak," ujar dia dalam wawancara bersama Tempo di Training Base Hotel Santika Premier Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 1 Maret 2024.
"Waktu lagi main, pelatih di sana nawarin 'mau coba manjat enggak?' Ya sudah saya coba-coba manjat ternyata asik juga, sama di sana banyak teman seumuran buat manjat, jadi ada mainnya sama persaingannya juga gitu," kata Desak menambahkan.
Seiring berjalannya waktu, pemanjat kelahiran Buleleng, Bali, 24 Januari 2001 itu mulai sering berlatih bersama bibinya dan lambat laun memutuskan untuk menekuni olahraga panjat tebing tersebut. Namun, kedua orang tua Desak sempat melarang karena menurut mereka olahraga panjat tebing cukup berbahaya untuk wanita.
Desak tak peduli dengan larangan tersebut. Ia tetap berlatih meski pada awalnya tak mendapat dukungan dari orang tua. Kedua orang tua Desak kemudian luluh dan membiarkannya mengikuti kompetisi. Desak keluar sebagai juara. "Orang tua saya, karena saya cewek terus manjat-manjat itu agak gimana ya, ada larangan sedikit kayak 'enggak usah lah, kamu cewek, bahaya'. Tapi saya orangnya keras kepala juga, enggak mau (menuruti orang tua) karena seru manjat."
"Awal-awal kurang ada dukungan sama orang tua, karena mereka kerja jadi enggak bisa nganter latihan, jadi saya kalau latihan itu numpang sama bibi, teman yang lain, tetangga. Terus pas ada kompetisi saya bilang ke orang tua 'ini saya ada kompetisi, dapat juara' baru setelah itu didukung sama orang tua," tutur dia.
Setelah cukup sering berprestasi di kejuaraan nasional, Desak kemudian direkrut oleh pelatih Hendra Basir ke timnas panjat tebing Indonesia pada 2020 hingga sekarang menjadi salah satu andalan di berbagai ajang. Olimpiade 2024 Paris menjadi ajang terbesar yang bakal diikuti tahun ini. Ia turun di nomor speed climbing dengan target medali emas.
Pilihan Editor: Wawancara Pelatih Timnas U-16 Nova Arianto: Saya Mau Indonesia Bermain seperti Mali di Piala Dunia U-17