TEMPO, Jakarta- Presiden Direktur Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M. Mansoer mengatakan pihaknya berhasil mendapatkan kontrak MotoGP yang ditanda tangani pada 28 Januari 2019 untuk mengelar MotoGP di Mandalika, Lombok. Durasi kontrak itu selama lima tahun untuk penyelenggaraan Moto2 dan MotoGP. "Nantinya dari tahun 2021 sampai 2025 akan ada dua balap kelas dunia yang utama yakni MotoGP," kata Abdulbar
Ia menyebutkan menjadi kebanggaan mendapat kesempatan mengelar balap paling populer dengan jumlah penonton di televisi mencapai 1 miliar orang. ITDC bakal membangun sirkuit jalan raya pertama di MotoGP. "Di sini peran kami sebagai pemilik lahan dan pengembang parawisata," ungkap dia.
CEO Dorna Sports, selaku penyelenggara MotoGP, Carmelo Ezpeleta, kata dia, langsung menyampaikan kepada Presiden Jokowi bahwa Sirkuit Mandalika bakal menjadi arena balapan terindah di dunia. Pertemuan itu berlangsung di Istana Bogor. Carmelo bercerita kepada Presiden Jokowi keinginannya menggelar balapan di Indonesia karena jumlah penduduk yang banyak dengan penggemar MOTOGP yang besar.
Presiden Jokowi berharap Sirkuit Mandalika bisa jauh lebih baik dari arena balap lainnya di seri MotoGP. Carmelo menjelaskan alasannya kenapa ke depannya Sirkuit Mandalika bakal jadi lokasi terindah karena melewati pegunungan dan lima pantai. "Kalau di Sepang, di Jepang , di Australi kebanyakan hanya di tempat-tempat kosong," kata dia.
Setelah memegang lisensi, kata Abdulbar, mereka langsung mulai melakukan pembangunan sirkuit sejak September 2019. Dorna Sport juga sudah melakukan kunjungan untuk melakukan peninjauan perkembangan. Saat ini tahap pengalian badan jalan dengan menggunakan kontraktor Wijaya Karya. Bulan Januari 2020 ditargetkan sudah dilakukan pengaspalan oleh Waskita Karya. "Harapannya akan selesai dalam waktu 1 tahun," kata dia.
Menurut dia, pemerintah juga membantu pembangunan Sirkuit Mandalika dengan menyiapkan akses ke bandara. Saat ini juga telah dilakukan perluasan runway Bandara Internasionl Zainuddin Abdul Madjid. "Ini bukan untuk ITDC, ini bukan untuk Lombok, ini untuk seluruh Indonesia, Ini menjadi balapannya Indonesia," kata dia.
IRSYAN HASYIM