TEMPO.CO, Jakarta- Sprinter Indonesia, Lalu Muhammad Zohri, masih terus berupaya untuk menembus catatan waktu di bawah 10 detik. Pelari asal Nusa Tenggara Barat ini memegang rekor nasional (rekornas) lari 100 meter putra ketika tampil di Golden Grand Prix Osaka 2019, Jepang, Mei lalu. Zohri mencatatkan waktu 10,03 detik dan finis di posisi ketiga.
Catatan yang diraih Zohri sudah cukup mengantarkannya untuk tampil di Olimpiade Tokyo 2020. Pelari kelahiran 1 Juli 2000 itu melewati batas tampil ke Olimpiade 2020 yakni 10,05 detik.
Meski tidak turun di SEA Games 2019 Manila, Zohri masih rutin berlatih untuk mengejar torehan waktu 9 detik. Setiap hari, ia berlatih di bawah bimbingan Eni Nuraeni Sumartoyo untuk meningkatkan fisik dan teknik. "Sekarang masih program umum, seperti ada penguatan begitu, seperti teknik yang belum sempurna," kata dia di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu, 20 November 2019.
Program latihan yang dijalani paling utama untuk penguatan otot perut. Selanjutnya, ia mengatakan bakal diberikan porsi latihan untuk penguatan otot pinggang. "Seluruh anggota badan itu butuh penguatan," kata dia menjelaskan program latihan yang dijalani.
Zohri mengatakan gagal menorehkan waktu sembilan detik pada Kejuaraan Dunia Atletik 2019 karena terkendala cedera pada lutut kiri. Rasa nyeri makin terasa, kata dia setelah seminggu balik dari kejuaraan dunia yang berlangsung Oktober silam. "Makanya sekarang programnya kebanyakan penguatan," kata dia.
Selain penguatan otot, Lalu Muhammad Zohri juga digembleng oleh jajaran pelatih atletik untuk meningkatkan pengalaman dan mental pada saat perlombaan. Hasil latihan yang mulai dirasakan yakni perbaikan teknik start yang selama ini menjadi kekurangan. "Alhamdullilah start sudah 98 persen," ungkap dia.
IRSYAN HASYIM