TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Iran Hassan Rouhani melalui seorang juru bicaranya mengecam keputusan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) memindahkan laga kandang dua klub Iran di Liga Champions Asia ke luar negeri dengan alasan keamanan.
"Keputusan ini tidak sportif dan tidak profesional," demikian juru bicara Presiden Rouhani seperti dikutip Kantor Berita IRNA, Kamis, 23 Januari 2020.
Keputusan AFC memindahkan laga Liga Champions Asia tersebut terkait dengan meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran menyusul serangan AS terhadap jenderal penting Iran di Baghdad awal bulan ini.
Selain itu, kata AFC melalui Twitter, Rabu, pemindahan itu juga karena sejumlah negara telah mengeluarkan peringatan perjalanan (travel warning) untuk kunjungan ke Iran.
Pertandingan yang semula dijadwalkan Selasa, 21 Januari 2020, kata AFC, akan dipindahkan menjadi Sabtu, 25 Januari 2020 ke Uni Emirat Arab. Shahr Kodro dijadwalkan bertemu Rhifa Bahrain di Sharjah, dan Esteghal melawan Kuwait FC di Alawir.
Sebelumnya, empat klub Iran yang berlaga di Liga Champions Asia, yakni Persepolis, Sepahan, Esteghlal, dan Shahr Khodro, kepada AFP Senin lalu juga mengancam bahwa mereka hanya mau tampil jika tetap bisa memainkan laga kandang mereka di Iran.
Menteri Olahraga dan Pemuda Iran, Masoud Soltanifar mengatakan kepada wartawan bahwa langkah AFC itu "sepenuhnya bersifat politis dan tidak sportif" karena diambil berdasar alasan yang tidak benar, yakni kurangnya keamanan dan keselamatan rute udara ke Iran.
Langkah AFC juga telah memicu kemarahan di Iran. Seorang penggemar sepak bola muda di Teheran, Hojat Vafaee, menggambarkan keputusan itu sebagai "keputusan politik murni yang diambil di bawah tekanan beberapa negara Arab".
Dia meminta FIFA untuk campur tangan dan membela hak-hak Iran, dengan mengatakan presidennya, Gianni Infantino "ada di Teheran tahun lalu dan dia telah melihat suasana spektakuler dan aman stadion kami".