TEMPO.CO, Jakarta - Ganda campuran gagal meraih gelar juara Indonesia Masters 2020 lalu. Pasangan andalan, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti terhenti di perempat final. Praveen / Melati dikalahkan Thom Gicquel/Delphine Delrue dari Prancis, dengan skor 19-21, 21-14, 18-21.
Sedangkan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja terhenti di babak pertama dari unggulan pertama asal Cina, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong, dengan skor 14-21, 13-21.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti menyayangkan hasil ini, karena menurutnya ganda campuran, khususnya Praveen / Melati punya peluang cukup besar untuk berjaya di turnamen level super 500 tersebut.
"Sayang banget ya, malah dibanding ganda putri, sebetulnya saya merasa ganda campuran ini adalah andalan setelah ganda putra. Sebagai pemain berpotensi dan Praveen pernah juara All England, sebetulnya tidak terlalu susah buat dia," kata Susy seperti dikutip Badmintonindonesia.org, Selasa, 28 Januari 2020.
"Bagaimana dia mengatasi kesulitan, mesti dikomunikasikan dengan baik. Main ganda itu dua orang jadi satu, bagaimana caranya mengurangi ego masing-masing, karena mereka saling membutuhkan, masa depan mereka ada di tangan pasangan masing-masing," kata Susy.
Ia juga menambahkan bahwa komunikasi antara Praveen/Melati menjadi satu kunci bagi pasangan ini. Karena hal ini pernah terbukti saat Praveen/Melati menjuarai ajang bergengsi Denmark Open 2019 dan French Open 2019, Susy menilai komunikasi mereka berjalan baik.
"Kalau nggak ada komunikasi dan saling terbuka, saya yakin auranya jadi nggak enak. Satu positif, satu negatif, coba kalau saling dukung, itu akan lain," kata Susy.
Kepala Pelatih Ganda Campuran PP PBSI, Richard Mainaky, mengatakan tim ganda campuran tengah mengevaluasi berbagai kendala teknis maupun non-teknis jelang target utama selanjutnya di kejuaraan All England 2020 mendatang.