TEMPO.CO, Jakarta - Nama salah satu legenda bulu tangkis Indonesia, Liem Swie King, menjadi pembicaraan publik dalam dua hari terakhir. Pasalnya, polisi menangkap orang yang diduga penyelundup lobster dengan nama sama.
Beberapa media bahkan mengaitkan tersangka penyelundup itu dengan juara All England 3 kali yang dijuluki King Smash karena smes sambil melompatnya.
Liem Swie King menegaskan orang yang menjadi tersangka penyelundup lobster bukan dirinya. Ia mengaku sempat kaget dengan nama Lim Swie King yang ditangkap polisi. "Namanya sama lagi dengan saya," kata dia saat dihubungi Tempo, Rabu, 15 Juli 2020.
"Sudah ada beberapa media yang merevisi istilah legenda bulu tangkis dan diberikan catatan terjadi kesalahan penyebutan nama," ungkap dia.
"Jadi saya klarifikasi bahwa itu bukan saya, untuk terganggu banget sih tidak, tapi kalau terganggu sih iya," ujar Liem, yang gantung raket pada 1988 dan terjun di dunia bisnis.
Baca Juga:
Sebagai atlet badminton, Liem Swie King telah menoreh prestasi yang membanggakan bagi Indonesia. Ia mengawali karir sebagai pebulu tangkis melalui klub PB Djarum.
Namanya mulai dikenal masyarakat nasional usai meraih medali emas PON saat dirinya baru berusia 17 tahun. Pria kelahiran 28 Februari 1956 ini pun dipanggil masuk Pelatnas pada akhir tahun 1973.
Nama Liem Swie King semakin dikenal kalangan internasional setelah ia mampu menantang Rudy Hartono di final All England tahun 1976. Di sinilah karier fenomenalnya berawal, dua kali menjadi runner up All England di tahun 1976 dan 1977 akhirnya ia menjadi juara 1978 dan 1979. Ia pun memiliki rekor sendiri yakni tak terkalahkan selama 33 bulan.
Selain itu, Liem Swie King pun memiliki pukulan khasnya yakni pukulan sambil meloncat dan memukul keras shuttlecock ke arah pertahanan lawan yang membuat dirinya dijuluki the king of smash.
Kiprahnya di dunia bulutangkis tak lagi diragukan, ia menjadi bagian dari tim Thomas dan memboyong pulang piala tersebut di tahun 1976, 1979 dan 1984 dari enam kali keikutsertaannya membela Merah Putih.
Liem Swie King. Dok.TEMPO
Puluhan gelar di ajang grand prix berhasil ia raih, medali emas Asian Games pun berhasil ia bawa pulang. Ia bisa dibilang menjadi salah satu pemain yang memiliki gelar lengkap pada masa itu. Tak hanya di tunggal, ia pun cukup berprestasi di sektor ganda bersama pasangannya Christian Hadinata.
Ia memutuskan untuk pensiun dari bulutangkis setelah berkiprah selama 15 tahun. Usai gantung raket, Liem Swie King tak meneruskan karirnya di bulutangkis seperti atlet lain yang memilih untuk menjadi pelatih.
Atlet asli Kudus ini memilih untuk menjadi pengusaha. Ia memiliki rumah spa yang kini sudah berkembang tiga cabang di Jakarta. Selain itu, ia beberapa kali muncul sebagai cameo di film dan menjadi bintang iklan. Kisah hidupnya pun sudah tertuang dalam buku dengan judul sesuai namanya "King".
IRSYAN HASYIM l PBDJARUM.ORG