TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot S. Dewa Broto, mengatakan semua pihak harus menerima konsekuensi dari penundaan SEA Games 2021 akibat pandemi Covid-19.
Sejak SEA Games 2021 dikabarkan akan ditunda, menurut Gatot, Indonesia memang menjadi salah satu negara yang menolak. Alasannya karena ada anggaran pelatnas yang sudah berjalan dan penundaan juga akan menyebabkan penumpukan event di tahun berikutnya.
"Ya meskipun hampir sebagian besar, termasuk Indonesia, tadinya kukuh SEA Games 2021 lanjut. Ibaratnya Olimpiade saja yang lebih besar bisa jalan kok, tapi karena itu sudah menjadi keputusan bulat pemerintah Vietnam dan kami tidak ingin membebani Vietnam berlebihan jadi Indonesia sepakat," kata Gatot S Dewa Broto saat dihubungi, Jumat, 9 Juli 2021.
Menurut Gatot, pada rapat SEA Games Federation (SEAGAF) yang berlangsung Kami, Indonesia diwakilkan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) menyepakati penundaan tersebut, meskipun untuk jadwal perubahannya belum ditetapkan. "Kami juga melihat SEA Games ini juga bukan semata-mata penyelenggaraannya, tapi harus kita lihat sebagai solidaritas ASEAN juga," kata dia.
Menurut Gatot, pastinya keputusan ini akan berdampak pada Pelatnas atlet. Selain perubahan target, anggaran Pelatnas juga harus dihentikan. "Apapun konsekuensinya kami menerimalah meskipun risikonya akan banyak event yang bertumpuk tahun depan, jika penundaan sampai 2022 atau 2023," kata dia.
Namun mengenai rencana ikut tidaknya Indonesia pada SEA Games jika akan diadakan pada 2022, Gatot tidak bisa memastikan. Tapi, tahun depan agendanya akan terlalu bertumpuk-tumpuk. Selain Asian Games Hangzhou 2022, tahun depan Indonesia juga bakal mengikuti Asian Indoor Martial Arts Games (AIMAG) Bangkok dan Islamic Solidarity Games (ISG) Konya.
"Kalau terhadap Pelatnas, jadi harus disesuaikan kembali. Artinya, kegiatan Pelatnas yang terkait dengan SEA Games sejauh itu mengandalkan APBN Kemenpora terpaksa kami hentikan setelah mendapatkan dokumen tertulis dari SEA Games Federation melalui NOC Indonesia," kata dia.
Menurut Gatot, untuk anggaran pihaknya akan mengundang cabang olahraga untuk penghentian anggaran ini. Langkah ini untuk menghindari temuan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Istilahnya akan kami harus menjelaskan aturannya. Kalau enggak, BPK akan melihat, kapan SEA Games dibatalkan? Lalu, sudah jelas dibatalkan kok Kemenpora masih tetap kukuh? Kan tidak lucu," kata Gatot.
"Tetapi tidak tertutup kemungkinan jika cabang-cabang olahraga menggunakan sumber-sumber pendanaan lain di luar APBN Kemenpora. Memang ini pilihan berat, tetapi jika diteruskan akan berpotensi menjadi temuan BPK RI."
Sebelumnya, Ketua Komite Olimpiade Indonesia, Raja Sapta Oktohari, setelah berlangsung rapat bersama SEAGAF (South East Asian Game & Animation Festival) yang dihadiri Sekjen KOI, Ferry Kono secara virtual.
"Ini yang kita lagi bahas soal jadwal terbaru, ditawarkan April 2022, tapi kan bakal terkendala dengan masalah anggaran di setiap negara," ujar Oktohari, Kamis, 8 Juli 2021.
Menurut dia, kondisi masing-masing negara untuk masing-masing negara berbeda. Oktohari mengatakan satu yang menjadi kesamaan yakni proses pencairan dana membutuhkan waktu dan proses yang lama. "Jadi sulit kalau SEA Games tidak jadi di akhir 2021, tapi mau dilaksanakan di awal 2022," ujar dia.
IRSYAN HASYIM
Baca Juga: Hasil Undian Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo