TEMPO.CO, Jakarta - Sprinter muda Lalu Muhammad Zohri akan memikul beban berat di bahunya saat tampil di Olimpiade 2020 Tokyo, 23 Juli- 8 Agustus 2021. Kehadirannya diharapkan menjadi jawaban bagi dahaga Indonesia akan prestasi atletik di kancah internasional.
Pelari Indonesia pernah "berbicara" di arena Olimpiade. Mardi Lestari mampu lolos ke semifinal nomor lari 100 meter pada Olimpiade 1988 Seoul. Sayang setelah itu, tak ada lagi pelari Indonesia yang mampu menembus syarat kualifikasi Olimpiade dan lolos bukan karena jalur wildcard.
Kini, Zohri mampu mengakhiri kevakuman itu. Atlet 20 tahun itu merebut tiket ke Olimpiade berkat hasil yang ditorehkan dalam kejuaraan atletik Seiko Golden Grand Prix 2019 di Nagai Stadium, Osaka, Jepang, 19 Mei 2019.
Pelari Indonesia Lalu Muhammad Zohri berlatih di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat, 15 Mei 2021. Zohri akan berjuang dalam Olimpiade Tokyo 2020 yang berlangsung 23 Juli hingga 8 Agustus 2021 mendatang. ANTARA/Nova Wahyudi
Kala itu, Zohri yang masih berusia 18 tahun mampu finis di urutan ketiga setelah mencatatkan waktu 10,03 detik. Ia hanya terpaut 0,03 detik dari Justin Gatlin yang merebut podium utama. Urutan kedua ditempati oleh pelari asal Jepang, Yoshidide Kiryu, dengan catatan waktu 10,01 detik.
Catatan waktu 10,03 detik itu mengantar pelari asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, itu ke Olimpiade. Catatannya melewati limit yang menjadi syarat untuk lolos, yakni 10,05 detik.
Lalu Muhammad Zohri. Antara
Selain itu, catatan yang diukir Zohri di Jepang itu sekaligus mempertajam rekor nasional nomor lari 100 meter putra atas nama dirinya sendiri. Sebelumnya ia mencatatkan waktu 10,13 detik dalam Kejuaraan Atletik Asia 2019 di Doha, Qatar, 22 April 2019.
Selanjutnya: Memikat di Kejuaraan U-20