"

Anna Kiesenhofer, Peraih Emas Olimpiade Tokyo yang Punya Gelar Doktor Matematika

Reporter

Editor

Nurdin Saleh

Atlet balap sepeda Austria, Anna Kiesenhofer, berhasil meraih emas Olimpiade Tokyo.  REUTERS/Michael Steele
Atlet balap sepeda Austria, Anna Kiesenhofer, berhasil meraih emas Olimpiade Tokyo. REUTERS/Michael Steele

TEMPO.CO, JakartaAnna Kiesenhofer berhasil merebut medali emas balap sepeda Olimpiade Tokyo dari nomor Road Race. Ia merupakan sosok juara yang langka karena juga menyandang gelar akademis yang mentereng: Doktor (PhD) di bidang matematika terapan.

Anna Kiesenhofer, atlet Austria berusia 30 tahun, sukses finis terdepan dalam balapan Road Race, di jalur Fuji International Speedway, Ahad, 26 Juli. Ia melakukannya dengan sedikit dramatis.

Ketika finis, pembalap asal Belanda, Annemiek van Vleuten, terlihat mengacungkan kedua lengannya seperti merayakan kemenangan. Tapi, ups salah. Ternyata Anna Kiesenhofer yang menjadi juara.

Kiesenhofer saat itu menjadi bagian dari grup yang terdiri dari tiga orang yang memisahkan diri dari kelompok besar peleton belasan kilometer menjelang finis balapan sejauh 147 kilometer itu. Ia finis sendirian, jauh di depan.

Tapi Annemiek van Vleuten tak melihatnya. Ia berpacu dan saat finis mengacungkan tangan seperti merayakan gelar juara. Namun, ia harus menahan malu ketika mengetahui Kiesenhofer sudah finis di depannya dan berhak atas emas. Van Vleuten harus puas dengan perak.

Kiesenhofer merayakan kemenangannya dengan menjatuhkan diri. Dalam posisi berbaring ia terlihat larut dalam emosi.

"Rasanya luar biasa. Saya tidak bisa mempercayainya," kata Kiesenhofer, seusai menerima medali.

Medali emas Olimpiade Tokyo menjadi kemenangan terbesar dalam kariernya. Sebelumnya, prestasinya lebih banyak berkutat di dalam negeri, antara lain menjuarai time trial Kejuaraan Balap Sepeda Jalan Raya Ausrtria pada tahun ini.

Ia mengaku tak yakin sudah juara. "Bahkan ketika saya melewati batas, itu seperti, 'Apakah ini sudah selesai? Apakah saya harus terus berkendara?' Menakjubkan."

Van Vleuten yang sempat mengalami momen memalukan di garis fiis mengakui semula ia mengira menang.

"Ya, saya pikir saya menang. Saya kecewa dengan ini, tentu saja," kata dia. "Awalnya saya merasa sangat bodoh, tapi kemudian yang lain (rekan satu timnya) juga tidak tahu siapa yang menang."

Peraturan yang melarang alat komunikasi selama lomba, disebutnya ikut memperburuk keadaan. "Ini adalah contoh (apa yang terjadi) jika Anda menjalani balapan penting seperti ini tanpa komunikasi. Semua balapan Tur Dunia memiliki komunikasi, dan sekarang kami bertiga berdiri di sini dan bertanya-tanya siapa yang sebenarnya menang," kata Van Vleuten.

Van Vleuten sejak awal lebih diunggulkan untuk menang. Ia sudah pernah meraih sejumlah gelar bergengsi, termasuk UCI Women's Road World Cup 2011 dan UCI Women's World Tour 2018. Ia juga tergabung tim profesional Movistar WorldTeam.

Anna Kiesenhofer saat ini belum memiliki kontrak profesional. Ia baru menekuni balap sepeda pada 2014 dan mulai terjun menjadi pembalap tiga tahun kemudian.

Sebelum bertolak ke Olimpiade Tokyo, menyatakan targetnya adalah "Ingin tampil kompetitif". Tapi, kini ia terbukti mampu menorehkan lebih, dengan menjadi yang terbaik.

Pembalap Austria, Anna Kiesenhofer. REUTERS/Christian Hartmann

Keberhasilan di arena balap sepeda melengkapi torehannya di dunia akademik. Ia meraih gelar Master matematika dari University of Cambridge, Inggris, pada 2012. Ia kemudian mendapat gelar Doktor (PhD) dalam bidang matematika terapan dari Polytechnic University of Catalonia di Barcelona, Spanyol, pada 2016.

Anna Kiesenhofer terbiasa memacu diri hingga batas terluar. Seperti dalam lomba di Olimpiade ini. "Kaki saya benar-benar seperti kosong. Saya tidak pernah mengosongkan diri sekeras ini sepanjang hidup saya. Saya hampir tidak bisa mengayuh lagi. Rasanya seperti tidak ada energi di kaki saya," kata dia. 

REUTERS, CNN, OLYMPICS

Catatan: Artikel ini telah direvisi pada Senin, 26 Juli 2021, pukul 16:00 WIB, karena ada kekeliruan dalam penggambaran proses finis.








Cerita Atlet Menembak Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba Turunkan Berat Badan 12 Kg Sesuai Olimpiade

3 jam lalu

Vidya Rafika Rahmatan. Foto : Instagram
Cerita Atlet Menembak Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba Turunkan Berat Badan 12 Kg Sesuai Olimpiade

Atlet menembak Indonesia, Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba, turun berat badan hingga 12 kilogram setelah Olimpiade 2020.


Kirana Larasati Jadi Instruktur Diving Profesional, Begini Seluk Beluk Diving

3 hari lalu

Kirana Larasati. (Instagram - @kiranalarasati)
Kirana Larasati Jadi Instruktur Diving Profesional, Begini Seluk Beluk Diving

Lama tak terdengar kabar Kirana Larasati di dunia hiburan, ia mengabarkan telah jadi instruktur diving profesional. Begini soal diving.


Tinju Dunia: 10 Petinju Legendaris Sepanjang Masa dari Muhammad Ali hingga Manny Pacquiao

3 hari lalu

Mendiang petinju dunia, Muhammad Ali saat mengenakan sabuk juara WBC usai mengalahkan George Foreman dalam laga bertajuk
Tinju Dunia: 10 Petinju Legendaris Sepanjang Masa dari Muhammad Ali hingga Manny Pacquiao

Tinju merupakan salah satu olahraga paling populer di dunia. Berikut 10 Petinju legendaris dunia, termasuk Muhammad Ali dan Manny Pacquiao.


3 Atlet Balap Sepeda Indonesia Ikuti Kejuaraan UCI di Kairo, Termasuk Bernard dan Ayustina

12 hari lalu

Ayustina Delia Priatna. (Instagram/@ayustinadelia)
3 Atlet Balap Sepeda Indonesia Ikuti Kejuaraan UCI di Kairo, Termasuk Bernard dan Ayustina

Tiga atlet balap sepeda Indonesia, yakni Bernard Benyamin Van Aert, Terry Yudha, dan Ayustina Delia Priatna akan tampil di UCI Track Nations di Kairo.


Tiket Olimpiade 2024 Dianggap Terlalu Mahal, Begini Tanggapan dari Ketua Panitia

12 hari lalu

Ilustrasi Olimpiade Paris 2024. (olympic,com)
Tiket Olimpiade 2024 Dianggap Terlalu Mahal, Begini Tanggapan dari Ketua Panitia

Ketua Panitia Olimpiade Paris Tony Estanguet angkat bicara soal pranata tiket untuk Olimpiade 2024 yang dikritik terlalu karena terlalu mahal.


Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah Olimpiade Geografi Internasional 2023

13 hari lalu

Maestro tari Sunda dan pencipta Tari Merak, Irawati Durban (79), ambil bagian dalam pentas tari kolosal Merak Sadunya di halaman Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 18 September 2022. Kegiatan ini digelar sebagai peringatan Hari Perdamaian Internasional. TEMPO/Prima Mulia
Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah Olimpiade Geografi Internasional 2023

. Olimpiade itu rencananya akan diselenggarakan pada 8-14 Agustus 2023 di Bandung, Jawa Barat.


278 Siswa Ikuti Persiapan Olimpiade Sains Internasional 2023

15 hari lalu

Olimpiade Sains Nasional (OSN) XVII di Padang, Sumatera Barat, Senin, 2 Juli 2018.
278 Siswa Ikuti Persiapan Olimpiade Sains Internasional 2023

Pembinaan tersebut diikuti sebanyak 278 siswa peraih medali ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2022 jenjang SMA/MA.


Konfederasi Balap Sepeda Asia Luncurkan Logo Baru di Bali, Indonesia Jadi Inisiator Perubahannya

21 hari lalu

Logo baru Konfederasi Balap Sepeda Asia (ACC) yang diluncurkan di The Stones Hotel, Bali, Rabu, 1 Maret 2023. (ANTARA/Muhammad Ramdan)
Konfederasi Balap Sepeda Asia Luncurkan Logo Baru di Bali, Indonesia Jadi Inisiator Perubahannya

Konfederasi Balap Sepeda Asia (ACC) meluncurkan logo baru di The Stones Hotel, Bali, Rabu, 1 Maret 2023. Indonesia berperan besar dalam perubahannya.


Popularitas Josh Groban, Semua Bermula dari Tampil di Olimpiade Musim Dingin 2002

23 hari lalu

Josh Groban. AP/Charles Sykes
Popularitas Josh Groban, Semua Bermula dari Tampil di Olimpiade Musim Dingin 2002

Hari ini, Josh Groban berusia 42 tahun. Ini awal mula ia menjejak kariernya sebagai penyanyi kelas dunia.


Ayustina dan Bernard Dapat Pengalaman Berharga di UCI Track Nations Cup 2023

24 hari lalu

Ayustina Delia Priatna. (Instagram/@ayustinadelia)
Ayustina dan Bernard Dapat Pengalaman Berharga di UCI Track Nations Cup 2023

Dua pembalap Indonesia, Ayustina dan Bernard, bicara pengalaman di UCI Track Nations Cup 2023. Simak pula rekap hasil.