Zohri yang turun di heat keempat harus puas finis di urutan kelima usai membukukan cafatan waktu 10,26 detik. Tiga pelari yang lolos adalah atlet Afrika Selatan Gift Leotlela tercepat dengan catatan waktu 10,04 detik, disusul pelari Cina Bingtian Su (10,05 detik), Jason Rogers dari Federasi Saint Christopher dan Navis (10,21 detik).
Zohri belum puas dengan penampilannya di Olimpiade Tokyo. Atlet yang menjadi di nomor 100m putra Kejuaraan Dunia U-20 2018 Finlandia ini mengaku masih memiliki ambisi tinggi, berlari untuk menembus catatan waktu di bawah 10 detik.
“Ini pelajaran untuk saya. Semoga ke depan saya bisa lebih semangat lagi. Saya bersyukur bisa mewakili Indonesia di Olimpiade. Saya berterima kasih atas dukungan masyarakat Indonesia. semoga ke depan saya bisa tampil lebih baik dan memberi prestasi bagi Indonesia,” kata Zohri melalui keterangan tertulis, Sabtu, 31 Juli 2021.
“Saya sendiri merasa belum maksimal, mungkin karena (faktor) mental juga dan ada sedikit masalah starting block," ujar pelari asal lombok ini menambahkan.
Dalam sesi uji coba lapangan, Zohri sebelumnya mengaku masih membutuhkan adaptasi starting block di Olympic Stadium. Sebab, starting block yang biasa dipakai saat latihan di Jakarta berbeda dengan yang digunakan di Olimpiade.
“Sebenarnya persiapan kurang karena (pelatih AS) Harry Marra juga baru datang kurang dari sebulan. Jadi hanya bisa memperbaiki teknik start saya sedikit,” kata Zohri.
Pelari berusia 21 tahun mengatakan menimba pelajaran berharga di Olimpiade. Apalagi, ia dapat berlari di satu trek dengan mega bintang Leotlela dan Su. Zohri sebenarnya ditargetkan mencapai peak peformancenya di Olimpiade 2024 Paris.
“Tentu saya bersyukur bisa lari bersama dengan mereka. Semoga ke depan saya bisa menyaingi dan mengalahkan mereka, untuk sekarang start harus diperbaiki. Yang perlu dievaluasi mungkin soal start, akselerasi dan pertahankan kecepatan. Semoga saya bisa masuk kualifikasi dan berprestasi di Paris," ujar Lalu Muhammad Zohri.
IRSYAN HASYIM
