TEMPO.CO, Jakarta - Ganda putri Greysia Polii / Apriyani Rahayu menyabet medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Keduanya baru dipasangkan empat tahun lalu setelah Greysia dua kali gagal di ajang Olimpiade.
Greysia pertama kali berlaga di pesta olahraga dunia itu pada Olimpiade London 2012. Berpasangan dengan Meiliana Jauhari, dia harus kecewa karena mendapatkan diskualifikasi meskipun sudah mengantongi tiket ke perempat final.
Greysia / Meliana dicoret karena dianggap sengaja mengalah pada laga terakhir babak penyisihan grup agar tak bertemu pasangan Cina Wang Xiao Li / Yu Yang di perempat final.
Empat tahun berselang dia berganti pasangan. Dengan Nitya Nitya Krishinda Maheswari, Greysia melaju ke perempat final Olimpiade Rio 2016. Sayangnya langkah mereka dihentikan oleh pasangan Cina Tang Yan Ting / Yu Yang.
Setahun setelah Olimpiade Rio, Nitya mengalami cedera yang membuat dia harus gantung raket. Greysia sempat putus asa dan ingin ikut gantung raket. Pelatih ganda putri Eng Hian kemudian membujuknya untuk terus maju sambil menunggu pasangan yang lebih muda.
Eng Hian juga yang memasangkan Greysia dengan Apriyani Rahayu. Greysia menceritakan perbincangan pertamanya dengan Apriyani. Dia langsung mengultimatum Apriyani agar bekerja keras karena dirinya tak lagi muda.
"Berjuanglah bersama saya," kata Greysia kepada Apriyani saat pertama dipasangkan empat tahun lalu. "Apa yang kamu inginkan? Kamu mau jadi juara? Apa pun yang dibutuhkan, jika saya mendorong kamu sampai batas, kita harus siap bersama melakukan segalanya."
Apriyani pun menjawab, "Ya saya akan melakukan segalanya. Kami bisa melakukan segalanya kepada saya."
Greysia yang berusia 33 tahun, 10 tahun lebih senior dari Apriyani, menyatakan pasangannya itu membuktikan tekadnya untuk bekerja keras hingga berhasil mencapai medali emas Olimpiade Tokyo. Meskipun tak selalu meraih kemenangan, menurut Greysia, mereka selalu bekerja keras demi meraih impian meraih medali emas.
"Apriyani sangat mendorong dirinya sendiri untuk berada di sini. Karena saya mengatakan kepadanya saya tak lagi muda. Saya tak berusia 20 tahunan, jadi kamu harus berlari bersama saya. Bukan berjalan, tetapi berlari," kata Greysia.
"Dan di setiap latihan, setiap tantangan, setiap kekalahan, kamu harus terus berlari dan menderita bersama saya, hanya untuk medali emas ini. Ini yang menjadi tujuan kami selama ini."
Apriyani pun menyatakan dorongan dari Greysia itu membuat dirinya bersemangat. Sejak saat itu, tekad memberikan yang terbaik tertanam di dada dara asal Konawe, Sulawesi Tenggara tersebut.
"Yang selalu saya pikirkan adalah bagaimana untuk terus menghadapi setiap rintangan, bagaimana saya bisa membalikkan keadaan. Dan saya memacu diri saya sendiri untuk bisa mencapai sejauh ini dan melakukan yang terbaik," kata Apriyani.
Greysia / Apriyani tercatat sebagai ganda putri pertama Indonesia yang meraih medali emas Olimpiade. Dengan usia yang sudah 33 tahun, Olimpiade Tokyo bisa menjadi ajang terakhir Greysia Polii di pesta olahraga se-dunia tersebut. Sementara Apriyani Rahayu masih memiliki karir yang cukup panjang.
BWFBADMINTON