TEMPO.CO, Jakarta - Sprinter Kanada Andre De Grasse mengakhiri dahaga emas Olimpiade setelah finis terdepan pada nomor 200m putra Olimpiade Tokyo di Olympic Stadium, Tokyo, Rabu.
Andre De Grasse, yang memenangi perunggu 100m dan perak 200m di Rio 2016, akhirnya memenangi podium utama 200m di Tokyo 2020. Ia menorehkan catatan waktu 19,26 detik, menjadikannya sebagai pelari tercepat kedelapan di dunia, demikian dilaporkan Reuters.
Andre De Grasse, 26 tahun, menjadi peraih emas pertama di nomor 200m Olimpiade setelah dalam tiga edisi sebelumnya selalu didominasi oleh sprinter andalan Jamaika Usain Bolt yang pensiun pada 2017.
“Saya telah melalui begitu banyak hal selama lima tahun terakhir, baik di dalam maupun di luar lintasan,” katanya soal masalah hamstring yang masih dirasakannya setelah Olimpiade 2016 Rio dan cedera mononukleosis yang parah.
“Pada 2016 lalu saya masih kecil dan belum berpengalaman, tetapi sekarang saya bisa mendapat kesempatan untuk merebut medali dan saya ingin menunjukkan kepada dunia bahwa meski saya pernah menghadapi cedera tapi saya bisa membawa pulang medali emas,” kata De Grasse yang meraih perunggu nomor 100m putra di Tokyo akhir pekan lalu.
Pelari 26 tahun itu awalnya berada di posisi ketiga saat mencapai tikungan. Namun ia langsung tancap gas untuk melewati para rivalnya dari AS di 40 meter terakhir demi mengklaim kemenangannya sekaligus memecahkan rekor nasional 200m Kanada.
“Saya tahu pelari Amerika akan mendorong saya untuk lebih cepat, dan mereka akan membuat saya berlari ke level terbaik,” katanya.
Sementara itu, AS yang menyapu medali nomor 200m di Athena 2004 kini harus puas dengan raihan satu perak dan perunggu di Olimpiade Tokyo ini. Kenneth Bednarek finis di posisi kedua dengan catatan waktu 19,68, diikuti Noah Lyles di urutan ketiga dengan 19,74.