TEMPO.CO, Jakarta - Kontingen Selandia Baru tidak akan menghadiri upacara pembukaan Paralimpiade Tokyo di Stadion Nasional, Tokyo, Selasa malam, 24 Agustus 2021. Kontingen Selandia Baru absen menyusul kekhawatiran akan lonjakan kasus Covid-19 di Ibu Kota Jepang itu.
Sejauh ini, penyelenggara telah melaporkan 161 kasus Covid-19 yang terkait dengan Paralimpiade. Sebagian besar kasus ditemukan pada staf dan kontraktor yang tinggal di Jepang, juga termasuk enam atlet.
Kontingen Paralimpiade Selandia Baru mengatakan para atletnya tidak akan ambil bagian dalam upacara pembukaan. "Tim kami tidak akan hadir karena kami melanjutkan komitmen kami terhadap prinsip dan pedoman keamanan Covid-19 kami, yang bertujuan untuk menjaga tim kami seaman mungkin," kata tim Paralimpiade Selandia Baru, dikutip dari AFP.
Tim Paralimpiade Selandia Baru tidak menunjuk pembawa bendera pada parade pembukaan. Namun, dua atlet akan secara simbolis diberi peran sebagai pemimpin kontingen.
Sepanjang pandemi, Selandia Baru telah mengejar target "Zero Covid" yang membuat negara tersebut mengalami 26 kematian dalam lima juta populasi. Namun, karantina wilayah atau lockdown secara nasional saat ini dilakukan di Selandia Baru dalam upaya mengekang penyebaran varian Delta yang sangat menular.
Selandia Baru adalah satu-satunya dari 162 delegasi Paralimpiade yang telah mengkonfirmasi akan melewatkan upacara pembukaan, menurut juru bicara Komite Paralimpiade Internasional (IPC), Craig Spence. "Kami harus menghormati keputusan itu," kata Spence.
Dia menambahkan bahwa Ketua Tim Paralimpiade Selandia Baru, Fiona Allan, mengatakan bahwa meskipun ada tindakan pencegahan penyebaran virus corona yang ketat, mereka ingin situasi yang sangat aman.
Ada 32 atlet Paralimpiade di tim Selandia Baru. Menurut Spence, beberapa negara telah mengurangi jumlah perwakilan pada upacara pembukaan karena berbagai alasan termasuk Covid-19 dan cuaca panas.
"Kami menghargai bahwa parade akan menjadi sedikit lebih pendek, akan ada lebih sedikit atlet dibandingkan dengan Paralimpiade normal. Itu memalukan, tapi kami menghormati keputusan itu dan sebenarnya, itu mungkin mempercepat durasi upacara," kata Spence.
Situasi Covid-19 di Jepang memburuk secara dramatis dalam beberapa pekan sejak upacara pembukaan Olimpiade Tokyo, 23 Juli 2021. Lebih dari 25.000 kasus harian Covid-19 tercatat dalam sepekan terakhir.
Baca juga : Paralimpiade Tokyo 2020: Ini Target dan Jadwal Pertandingan Atlet Indonesia