TEMPO.CO, Jakarta - Petenis asal Rusia Daniil Medvedev melaju ke semifinal US Open untuk ketiga kalinya secara beruntun setelah menyingkirkan petenis kualifikasi dari Belanda peringkat 117, Botic Van de Zandschulp. Bertanding Arthur Ashe Stadium, Rabu WIB, 8 September 2021, unggulan kedua turnamen itu menang 6-3, 6-0, 4-6, 7-5.
Medvedev kini berusaha mengejar gelar Grand Slam pertamanya. "Saya hanya ingin melakukan sedikit lebih baik dari dua kali terakhir dan mendapatkan langkah ekstra ini, yang merupakan langkah terberat, sebenarnya," kata Medvedev, dikutip dari AFP.
Petenis berusia 25 tahun dari Moskow itu merupakan runner-up AS Terbuka 2019 dan kalah di final Australia Open tahun ini dari peringkat teratas, Novak Djokovic, yang juga mengincar gelar US Open keempatnya. Djokovic ingin menyapu bersih gelar major satu tahun untuk nomor tunggal putra, setelah Rod Lever melakukannya pada 1969.
Medvedev kemungkinan bakal berduel dengan Djokovic dalam laga perebutan gelar juara. "Saya tidak memikirkan dia, karena seperti yang kita lihat, siapa pun bisa mengalahkan siapa saja," kata Medvedev. "Jika dia di final, dan jika saya di sana, saya senang. Dia juga senang, saya kira."
Daniil Medvedev menunggu lawan di babak semifinal yang bakal diperebutkan petenis peringkat 55 dari Spanyol Carlos Alcaraz (18) atau unggulan ke-12 dari Kanada Felix Auger-Aliassime (21). "Bermain melawan Felix atau Carlos saya pikir sudah bagus untuk tenis. Ini luar biasa." Medvedev memenangi satu-satunya pertemuannya dengan Auger-Aliassime di Kanada pada 2018 dan satu-satunya pertandingannya melawan Alcaraz terjadi di babak kedua Wimbledon tahun ini.
Petenis asal Kanada Leylah Fernandez. Credit. Instagram @leylahannietennis.
Di nomor tunggal putri, petenis Kanada berusia 19 tahun Leylah Fernandez melenggang ke empat besar Grand Slam untuk pertama kalinya. Fernandez, yang telah mengalahkan juara bertahan Naomi Osaka dan juara Slam tiga kali Angelique Kerber, mengalahkan unggulan kelima dari Ukraina Elina Svitolina 6-3, 3-6, 7-6 (7/5).
"Sejujurnya saya tidak tahu apa yang saya rasakan saat ini," kata Fernandez. "Saya berkata pada diri sendiri untuk mempercayai pukulan saya. Bahkan jika saya kalah, saya harus melakukannya. Dan saya senang melakukannya."
Fernandez, peringkat 73, terinspirasi oleh strategi pra-pertandingan dari ayah/pelatihnya Jorge, mantan pemain sepak bola Ekuador. "Dia menyuruh saya keluar dan bersenang-senang, berjuang untuk setiap poin. Ini perempat final Grand Slam pertama kamu. Jangan jadikan ini yang terakhir. Jangan jadikan ini pertandingan terakhir kamu di sini. Perjuangkan impian kamu," kata dia mengingat pesan ayahnya.
Dalam pertandingan itu, Fernandez berhasil mengakhiri perjuangan peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo itu yang disambut dengan sorak gembira penonton. "Sepanjang pertandingan, saya sangat gugup," kata Fernandez kepada penonton. "Berkat kalian, saya bisa melewatinya." Fernandez mematahkan servis untuk memimpin 4-2 dan merebut set pertama dalam 38 menit.
Pada set kedua, Elina Svitolina memimpin. Selanjutnya pada set ketiga, Leylah Fernandez dan Svitolina bertukar empat break dalam perjalanan menuju tie-breaker, di mana remaja itu tidak pernah tertinggal, bahkan menang setelah dua jam dan 24 menit pertandingan dan mengamankan satu tempat di semifinal US Open.
Baca juga : Leylah Fernandez dan Carlos Alcaraz Incar Tempat di Semifinal US Open