TEMPO.CO, Jakarta - Novak Djokovic mulai melakukan pemanasan untuk target memenangkan rekor gelar Grand Slam ke-21 di Australia Open yang akan digelar mulai 17 Januari 2022. Melakukan latihan di Melbourne Park pada Selasa kemarin, ia masih menghadapi ancaman deportasi.
Seminggu setelah kedatangannya di Australia, Djokovic akhirnya bisa menjajal lapangan tenis setelah seorang hakim bernama Anthony Kelly membatalkan keputusan pemerintah federal untuk membatalkan visanya. Namun petenis nomor satu dunia itu masih bisa ditahan oleh pemerintah federal untuk kedua kalinya dan dideportasi.
Menteri Imigrasi Alex Hawke mengatakan sedang mempertimbangkan apakah bisa menggunakan kewenangannya untuk membatalkan visa Djokovic. Australia memiliki kebijakan yang melarang non-warga negara atau bukan penduduk untuk masuk kecuali mereka telah divaksinasi Covid-19 secara penuh.
Kebijakan ini memungkinkan pengecualian medis untuk pendatang. Namun, pemerintah berpendapat bahwa Djokovic, yang tidak divaksinasi, tidak memberikan pembenaran yang memadai untuk mendapatkan pengecualian tersebut. Kasus Djokovic memicu perselisihan antara Canberra dan Beograd mengenai kebijakan wajib vaksinasi.
Pengadilan memutuskan Djokovic diperlakukan tidak adil pada saat kedatangannya. Hakim memerintahkan pencabutan pembatalan visanya. Dilaporkan Reuters, opini publik di Australia, yang sedang berjuang melawan gelombang infeksi Omicron, menyebutkan bahwa sebagian besar menentang kehadiran pemain asal Serbia tersebut.
Melbourne mengalami karantina terlama di dunia akibat virus corona. Negara bagian Victoria juga memiliki jumlah kematian Covid-19 tertinggi di Australia. Kantor Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan telah berbicara dengan Perdana Menteri Serbia Ana Brnabic untuk menjelaskan kebijakan perbatasan non-diskriminatif Australia.
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Brnabic mengatakan tak terlalu yain apakah Djokovic mendapat izin untuk berpartisipasi di Australia Open. Namun, ia berharap keputusan akhir segera dibuat. "Ketidakpastian tidak baik bagi salah satu pemangku kepentingan, baik Djokovic maupun Australia Terbuka," katanya. ATP, badan pengatur tenis putra, memuji keputusan pengadilan.
Baca juga : Rafael Nadal Lebih Suka Novak Djokovic Tak Bermain di Australia Open 2022