TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari memastikan bahwa pihaknya terus mematangkan persiapan partisipasi Indonesia pada ajang SEA Games 2021 di Vietnam. KOI, kata dia, menghadapi masalah keterbatasan anggaran persiapan dan keberangkatan menuju ajang olahraga multi cabang dua tahunan yang akan digelar pada 12-23 Mei itu.
Pembatasan anggaran tersebut merupakan buntut dari penundaan SEA Games yang seharusnya digelar pada 2021. Namun, Vietnam, sebagai tuan rumah, meminta penundaan hingga 2022 setelah adanya lonjakan kasus Covid-19 di Vietnam dan kondisi arena pertandingan yang belum siap.
Oktohari mengatakan masalah anggaran untuk berpartisipasi ke ajang SEA Games adalah kasus biasa. Musababnya, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sebenarnya memfokuskan anggaran persiapan dan keberangkatan SEA Games ke-31 dalam pagu anggaran 2021. "Situasi tidak mudah karena di luar perencanaan awal," kata Oktohari dalam keterangan tertulisnya pada Jumat, 25 Februari 2022.
"Kami berkomunikasi dengan Kemenpora dan menjelaskan SEA Games Vietnam jadi terlaksana 2022. Kami berdiskusi dan menyampaikan partisipasi Indonesia dibutuhkan karena tidak sebatas sasaran antara (menuju Asean Games), tetapi juga bentuk support kepeda Vietnam. Kemepora setuju, tetapi anggaran sangat terbatas," kata dia.
Penyelenggaraan SEA Games Vietnam baru diputuskan South East Asian Games Federation (SEAGF) melalui diskusi panjang sejak pertengahan 2021. Namun, kepastian penyelenggaraan baru ditetapkan oleh di rapat SEAGF yang digelar virtual pada 8 Desember lalu.
Dalam rapat yang dipimpin COO SEAGF, Dato Seri Chaiyapak Siriwatbaru, SEA Games ke-31 resmi diundur. Nantinya akan ada 526 nomor pertandingan dari 40 cabang olahraga pada ajang yang akan digelar pada 12-31 Mei 2022.
Keputusan tersebut mempengaruhi Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RAK-KL) 2022 Kemenpora. Komisi X DPR telah menyetujui pagu definitif Kemepora Tahun Anggaran 2022 sejak September 2021. Fokus Kemenpora adalah Asian Games 2022 di Hangzhou, China.
"Kami mengapresiasi Kemepora yang memilih tetap berpartisipasi di SEA Games, meski dalam pos anggaran terbatas. Situsai ini perlu dipahami bersama, termasuk kami yang terpaksa membatasi kuota cabor dan atlet," kata Oktohari menambahkan.
Menurut Raja Sapta, untuk penetapan cabor dan atlet yang dibiayai menggunakan APBN tetap diputuskan oleh Kemenpora. NOC Indonesia melalui Komisi Sport dan Development hanya memberikan rekomendasi berupa cabor yang berpotensi meraih medali ke Kemenpora.
"Keputusan Cabor dan atlet mana yang dibiayai APBN tetapa ada di Kemenpora. Jika tidak terpilih, Komite Olimpiade Indonesia membuka pintu bagi cabor yang ingin membiayai sendiri atletnya secara mandiri di SEA Games Vietnam," ujar dia.
"Jika berhasil membuktikan prestasinya, kami pikir dapat menjadi pertimbangan Kemenpora dalam memberikan tambahan anggaran pelatnas untuk cabor tersebut pada APBN 2023 karena tahun depan kita juga menghadapi SEA Games ke-32 di Kamboja," kata Oktohari menambahkan.
Baca juga : Jadwal Proliga 2022 Pekan Ke-7, Satu Laga Ditunda Karena Covid-19