TEMPO.CO, Jakarta - Petenis nomor satu dunia Novak Djokovic melontarkan kritik atas keputusan Wimbledon melarang pemain Rusia dan Belarusia dari turnamen tenis lapangan rumput tersebut. Menurut dia, keputusan larangan tersebut salah dan mengabaikan rasa hormat.
All England Lawn Tennis Club (AELTC) mengambil keputusan menyusul invasi Rusia ke Ukraina pada Februari lalu. Belarusia dianggap menjadi pendukung kebijakan Presiden Vladimir Putin tersebut.
Akibat keputusan larangan tersebut, Wimbledon kehilangan poin penentuan peringkat oleh ATP dan WTA Tours karena keputusannya untuk mengecualikan pemain dari kedua negara. Peringkat menentukan kemampuan pemain untuk memasuki acara utama dan penentuan unggulan.
“Pada level pribadi, tentu saja, tanpa mendapatkan kesempatan untuk bermain dan mempertahankan 4.000 poin dari Australia dan Wimbledon, saya akan kehilangan poin tahun ini. Saya sangat terpengaruh oleh keputusan itu,” kata Djokovic dikutip dari Reuters.
Djokovic, yang melewatkan Australia Open 2022 karena polemik vaksinasi COVID-19 dengan pemerintah Australia, menilai tanggapan ATP dan WTA terhadap keputusan Wimbledon adalah reaksi terhadap kesalahan.
“Secara kolektif saya senang para pemain berkumpul dan menunjukkan kepada Grand Slam bahwa ketika ada kesalahan yang terjadi, kami harus menunjukkan bahwa akan ada beberapa konsekuensinya,” kata dia.
"Saya pikir itu larangan Wimbledon adalah keputusan yang salah. Saya tidak mendukung itu sama sekali. Tetapi pada saat ini, kebijakan itu juga menjadi subjek yang sensitif dan apa pun yang Anda putuskan akan menciptakan banyak konflik. Sayangnya tidak pernah ada komunikasi yang kuat yang datang dari Wimbledon. Itu sebabnya saya pikir itu salah," ujar Djokovic.
Badan pengatur tenis sendiri telah melarang Rusia dan Belarusia dari kompetisi tim internasional. Namun, mereka mengizinkan pemain dari kedua negara untuk bersaing sebagai pemain netral.
Langkah Wimbledon telah dikutuk oleh badan pengatur tenis sebagai tindakan diskriminatif. "Ini adalah situasi yang sangat unik dan aneh, tetapi Grand Slam adalah Grand Slam," kata Djokovic, seraya menambahkan bahwa dia berencana untuk bermain di turnamen tersebut.
"Wimbledon selalu menjadi impian saya sejak saya masih kecil. Saya tidak melihatnya hanya sebagai poin atau jumlah hadia, tetapi harus ada beberapa standar dengan saling menghormati. Ini adalah salah satu dari jenis keputusan di mana akan selalu ada seseorang yang akan lebih menderita," ujar Djokovic.
Baca juga : Novak Djokovic Berjuang Kembali ke Performa Terbaik