TEMPO.CO, Jakarta - French Open menjadi saksi kecemerlangan Iga Swiatek, juga pesatnya lesatan karier petenis Polandia yang baru berusia 21 tahun ini.
Tatkala Swiatek tampil di Paris dua tahun silam, tak ada yang tahu siapa dia. Dia masuk arena dengan menempati posisi peringkat 54 dunia. Ia kemudian membuat semua orang terperangah karena mampu menjadi juara Prancis Terbuka 2020.
Itu gelar grand slam pertamanya. Kini, kurang dari dua tahun kemudian, Swiatek meninggalkan arena Paris dengan status kekuatan dominan dalam tenis putri saat ini.
Dia menjadi juara untuk kedua kalinya dengan mengalahkan petenis remaja AS, Coco Gauff, di babak final French Open 2022, Sabtu, 4 Juni 2022. Ia menang 6-1, 6-3.
Iga Swiatek, yang menyukai musik heavy metal, juga menjadi petenis putri kedua pada milenium ini setelah Venus Williams yang 35 kali menang berturut-turut sejak 16 Februari lalu.
Pam Shriver, mantan petenis seangkatan Chris Evert, tak kuasa menyampaikan pujian karena Swiatek telah mencapai tonggak yang dipancangkan Venus Williams yang sangat mungkin segera dia pecahkan setelah French Open ini.
"@iga_swiatek Level ini adalah yang terbesar sepanjang masa @Wta. #IGA35," cuit Shriver dalam akun Twitter-nya.
Komentator tenis NBC Maria Taylor berpandangan bahwa untuk menang berturut-turut selama itu, atlet harus kuat secara mental, tidak cuma siap fisik, selain harus berani tampil agresif. Swiatek melakukan semua yang disebut Taylor ini.
Nomor Satu
Iga Swiatek bersama trofi French Open 2022. Pool via REUTERS/Corinne Dubreuil
Swiatek yang baru pekan ini genap berusia 21 tahun kini sudah enam kali memenangkan gelar juara, termasuk empat turnamen level 1000. Dia baru dinobatkan sebagai petenis putri nomor 1 dunia awal April lalu setelah mengumpulkan poin hampir dua kali lipat dari petenis terdekat peringkatnya dari dia.
"Yang Anda lakukan dalam tur beberapa bulan terakhir ini sungguh hebat dan Anda sungguh pantas mendapatkannya," kata Gauff yang menangis saat presentasi trofi usai laga. "Semoga kita berdua bisa sering saling berhadapan lagi dalam final dan saya bisa menang dari Anda suatu hari nanti."
Kini, Iga Swiatek digadang-gadang bakal semakin besar dalam tahun-tahun kemudian. Pada dirinya, dunia tenis putri telah menemukan lagi atlet seperti Serene Williams yang pada masa jayanya begitu dominan di setiap jenis lapangan. Iga Swiatek makin terlihat seperti Serena, menjajah arena demi arena tenis.
"Saat ini dia agak mencapai level lain dibandingkan kami semua," kata Jessica Pegula yang dibenamkan Swiatek dalam perempat final. "Ya, ini agak mengerikan."
Ngeri adalah rasa umum yang dialami lawan-lawan Swiatek akhir-akhir ini sampai Naomi Osaka si juara Grand Slam empat kali tak kuasa membayangkan harus langsung menghadapi Swiatek pada babak pertama turnamen di Paris itu.
"Syukurlah itu tak terjadi," kata Osaka yang malah disingkirkan oleh petenis Amerika Serikat Amanda Anisimova pada babak pertama.
Selanjutnya: Sulit Dihadapai