Idola dan murid
Untuk mewujudkan ambisinya, Nadal terlebih dahulu melewati petenis nomor delapan dunia, Casper Ruud. Lawannya itu memiliki penampilan impresif di turnamen tenis tanah liat.
Ruud, petenis berusia 23 tahun, memulai kariernya sebagai petenis profesional pada 2015. Dia telah memenangi tujuh gelar dari delapan penampilannya di lapangan tanah liat. Dia sejauh ini sudah memenangi 60 pertandingan di lapangan keras sejak 2020 dan bermain di sembilan pertandingan final.
Casper Ruud. REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Dia baru meraih gelar ATP pertamanya pada 2020 di Argentina Open. Ia kemudian memenangi titel keduanya di Geneva Open, diikuti Swiss Open, Canada Open, dan San Diego Open.
Sementara itu, pertandingan ini akan menjadi final pertamanya dalam turnamen Grand Slam. Ia juga menjadi petenis pertama Norwegia yang melaju ke babak perebutan gelar juara berkat kemenangannya atas Marin Cilic di semifinal.
Apabila dia mampu memenangi final besok, dia tidak hanya akan mencatatkan sejarah, tetapi dia juga bakal menjadi petenis kedua yang mampu mengalahkan Nadal di French Open.
Hanya Robin Soderling satu-satunya petenis Skandinavia—selain Djokovic—yang mampu mengalahkan Nadal di Paris pada 2009 silam.
Perjumpaan Nadal dan Ruud merupakan pertemuan antara idola dan murid. Ruud telah berlatih di akademi tenis milik Nadal di Manacor sejak 2018 bersama ayahnya Christian, yang merupakan mantan petenis yang masuk dalam daftar 40 besar dunia, serta petenis Spanyol Pedro Clar.
Nadal dan Ruud belum bernah berjumpa pada turnamen profesional sebelumnya, namun kedua pemain sering menjadi rekan bertanding di Spanyol, dan Ruud pun mengakui bahwa Nadal selalu mengalahkannya dalam setiap pertandingan di tempat latihan.
“Casper mempunyai karakter yang bagus untuk bermain tenis. Dia sangat rileks dan rendah hati. Dia selalu mempunyai energi positif untuk berlatih,” kata Nadal.
“Saya rasa di akademi, kami mampu membantu dia sedikit peningkatan selama periode ini.”
Ruud baru berusia 6 tahun saat Nadal pertama kali dianugerahi trofi French Open pada 2005. Ia menyebut petenis Spanyol tersebut sebagai idola sepanjang hidupnya.
“Saya hapal semua final, siapa yang bermain dan siapa yang kalah karena saya menonton semuanya di TV,” kata Ruud.
“Dia (Nadal) adalah petenis tanah liat terbaik sepanjang masa dan salah satu pemain terbaik,” kata dia lagi.
Kemenangan Nadal juga akan memberikan dia gelar Grand Slam ganda yang diraih dalam satu kalender yang sama untuk pertama kalinya. Nadal sebelumnya juara di Australian Open.
Itu juga akan menempatkan Nadal setengah jalan lagi menyapu bersih empat gelar Grand Slam dalam satu tahun kalender, yang terakhir kali ditorehkan legenda tenis asal Australia, Rod Laver pada 1969.
“Saya berjuang dan melakukan segala hal yang mungkin untuk mendapat kesempatan lagi bermain di final Roland Garros,” kata Nadal.
“Segala pengorbanan dan hal-hal yang harus saya lalui agar bisa tetap bermain membuat saya bisa menikmati setiap momen, seperti saat ini ketika saya menikmati bermain di turnamen ini,” kata Rafael Nadal lagi.
Baca Juga: Iga Swiatek Ditakuti Petenis Lain, Diprediksi Akan Sedominan Serena Williams
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.