TEMPO.CO, Jakarta - Piala Dunia 2022 di Qatar akan menjadi momen penting bagi seorang Lionel Messi. Pasalnya, ia sudah mengumumkan tidak akan membela Timnas Argentina di pentas piala dunia lagi.
Turnamen Piala Dunia 2022 menjadi penampilan kelima Messi. Pemain yang dijuluki La Pulga (Si Kutu) ini tengah mengincar trofi tertinggi sebagai pemain sepak bola dan satu-satunya gelar yang belum didapatkannya.
Bagi banyak orang Argentina dan para penggemarnya, warisan sepak bola Messi nantinya harus menjadi berita utama dan berharap bisa membawa kembali kejayaan sepak bola Argentina yang pernah diukir Diego Maradona.
Sejauh ini perjalanan Timnas Argentina cukup meyakinkan. Tim asuhan Lionel Scolani ini belum terkalahkan dalam 35 pertandingan. Pentas Piala Dunia 2022 akan menjadi ujian sesungguhnya bagi tim Tango. Berikut perjalanan Lionel Messi di turnamen paling akbar FIFA.
Piala Dunia 2006
Sebelum dikenal sebagai megabintang, Lionel Messi yang berusia 18 tahun di Piala Dunia 2006 di Jerman memulai laga dari bangku cadangan dalam skuad yang dipimpin oleh Juan Sorin.
Masuknya Messi di menit ke-47 itu menandai dirinya sebagai pemain termuda yang tampil di piala dunia. Dalam debutnya, ia berhasil mengakhiri pertandingan melawan Serbia dengan ikut mencetak satu gol dalam laga yang berakhir dengan skor 0-6 untuk Argentina.
Meski masih mengisi bangku cadangan, khususnya saat Argentina melawan Jerman, debut Messi di Piala Dunia 2006 membawa namanya menjadi pesepakbola seperti saat ini. Anggota staf kepelatihan Argentina di Piala Dunia 2006 Gerardo Salorio mengatakan Messi membutuhkan waktu jika ingin tampil konsisten di tim nasional.
“Ini seperti mobil. Tidak ada yang juara Formula 1 pada hari pertama, anda harus bertahap. Itulah yang harus dipahami Messi pada tahun 2006. Kami percaya bahwa Piala Dunia berikutnya akan menjadi lepas landas dari Messi yang anda lihat sekarang. Ini baru permulaan,” kata Saloria. Pada edisi ini langkah Argentina terhenti di perempat final oleh Jerman.
Piala Dunia 2010
Pada edisi kedua, Messi yang memasuki usia 23 tahun kembali ke piala dunia dan kali ini didampingi oleh sang legenda Diego Maradona yang ditunjuk sebagai pelatih. Duet keduanya membawa Argentina lolos ke fase gugur setelah berhasil melewati hadangan Nigeria, Korea Selatan, dan Yunani.
Dalam turnamen ini, Messi berperan sebagai pemimpin dan fasilitator yang memberikan assist kepada rekan setimnya yang masih muda. Namun sayangnya, kekuatan duet Maradona dan Messi ini tidak cukup untuk merebut gelar di Afrika Selatan. Lagi-lagi Jerman menjadi mimpi buruk Argentina setelah berhasil menang 4-0 di babak perempat final.
Piala Dunia 2014
Sebagian orang percaya kalau Piala Dunia 2014 di Brasil akan menjadi milik Lionel Messi. Pasalnya, ia tengah berada dalam penampilan terbaiknya bersama Barcelona. Pada edisi ini ia bertransisi dari playmaker menjadi penyerang.
Hampir di setiap pertandingan Messi menjadi kunci kemenangan Timnas Argentina. Perhatian penggemar sepak bola semakin tertuju kepada Messi ketika tim Tango berhasil melewati fase grup dan melaju ke semifinal.
Menghadapi Belanda di semifinal, Messi begitu emosional karena akhirnya bisa menembus final. “Ingatan terkuat yang saya miliki adalah ketika kami (Argentina) mengalahkan Belanda. Anda dapat melihat Messi yang berteriak di sana dan menangis. Saat itulah Anda akan menyadari apa arti dari seragam Argentina bagi para pemain ini,” kata Julian Camino, mantan pesepakbola Argentina.
Takdir kembali mempertemukan Argentina dan Jerman di babak final untuk ketiga kalinya. Nampaknya, Timnas Jerman sudah menjadi batu kryptonite bagi Timnas Argentina. Satu gol dari Mario Gotze cukup untuk mengubur mimpi Lionel Messi dan kawan-kawan meraih trofi piala dunia ketiga kalinya.
Piala Dunia 2018
Beberapa kalangan menilai sudah seharusnya Argentina bermain sebagai tim saat kembali ke Piala Dunia 2018 di Rusia. Kala itu Messi sudah menginjak usia 31 tahun.
Penampilan Argentina pada edisi kali ini membuktikan bahwa tidak ada orang yang bisa melakukannya sendiri. Penalti yang gagal di pertandingan pembuka, mengisyaratkan bahwa badai akan datang lebih awal bagi Timnas Argentina saat bermain imbang 1-1 dengan Islandia yang melakukan debut di piala dunia.
Pada edisi 2018, Timnas Argentina tampil jauh lebih buruk dari sebelumnya. Susah payah lolos dari fase grup, langkah mereka dihentikan oleh Prancis di babak 16 besar. Piala Dunia 2018 sepenuhnya menjadi milik Prancis.
Kini, para penggemar sepak bola akan menyaksikan penampilan terakhir Lionel Messi di pentas piala dunia. Tidak ada yang tahu apakah tarian Tango dari Lionel Messi dan kawan-kawan akan membawa kesuksesan pada edisi kali ini. Namun, untuk sementara siapa pun yang menghadapi Timnas Argentina sudah sepantasnya bersikap waspada.
Baca: Piala Dunia 2022: Profil Timnas Argentina, Menanti Tarian Terakhir Lionel Messi
DOHA NEWS | DESY ALHAMDIANA PUTRI