TEMPO.CO, Jakarta - Pemain sepak bola asal Tunisia, Nizar Issaoui, tewas karena membakar diri. Ia meninggal dalam usia 35 tahun, Kamis waktu setempat, 14 April 2023, akibat luka bakar yang dideritanya setelah membakar diri awal pekan ini.
Nizar Issaoui membakar diri di Haffouz. Ia sempat dirawat di Kairouan karena luka bakar tingkat tiga yang dideritanya. Ia sempat dibawa ke dokter spesialis di Tunis, namun tak bisa diselamatkan. "Ia meninggal kemarin (Kamis) dan dikebumikan hari ini," kata Ryad, saudaranya.
Kenapa Nizar Issaoui Membakar Diri?
Media lokal melaporkan bahwa Issaoui memutuskan untuk melakukan protes ekstremnya di luar kantor polisi setelah petugas menuduhnya melakukan terorisme ketika dia mengeluh tentang harga pisang.
Sebuah video selfie yang beredar di media sosial menunjukkan Issaoui berteriak, "Untuk perselisihan dengan seseorang yang menjual pisang seharga 10 dinar (sekitar Rp 53 ribu), saya dituduh melakukan terorisme oleh polisi. Terorisme karena mengeluh soal harga pisang.”
Dalam posting Facebook-nya sesaat sebelum membakar diri, Issaoui mengatakan dia telah menghukum dirinya sendiri "mati dengan api". "Saya tidak punya energi lagi. Beri tahu polisi bahwa hukuman akan dieksekusi hari ini," tulisnya.
Siapakah Nizar Issaoui?
Nizar Issaoui adalah seorang pemain sepak bola dan ayah dari empat anak. Menurut saudaranya laki-lakinya, Ryad, Issaoui berstatus bebas transfer dan bermain di liga amatir sebelum kematiannya.
Menurut Transfermarkt, Nizar Issaoui pernah memperkuat US Monastir di kompetisi tertinggi Tunisia, Ligue 1 Pro, pada 2014. Ia tampil cukup bagus dengan menyumbang 13 gol dan memberi tiga assist. Musim itu, ia berada di posisi kedua daftar top skor.
Namun, ia kemudian kehilangan ketajamannya setelah pindah ke klub Ligue 1 Pro lainnya, EGS Gafsa. Pada musim 2015-16 ia hanya tampil 7 kali dan menyumbang satu gol.
Setelah itu ia tersisih dari persaingan di kasta tertinggi lantas berpetualang ke berbagai klub kasta lebih rendah. Terakhir, pada 2013, memperkuat klub divisi 3 US Ksour Essef.
Bagaimana Reaksi Publik atas Kematian Nizar Issaoui?
Kabar duka soal meninggalnya Nizar disambut protes yang berlangsung cukup luas. Masyarakat berdemonstrasi di Haffouz dan bentrok dengan polisi. Seorang saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa yang berkumpul di depan markas polisi.
Insiden menimpa Nizar Issaoui dan protes ikutannya mirip dengan kasus yang melibatkan Mohamed Bouazizi, seorang pedagang kaki lima yang membakar diri pada 17 Desember 2010 di kota Sidi Bouzid setelah seorang polisi menyita gerobak buahnya.
Kematian Bouazizi memicu protes yang berakhir dengan penggulingan Presiden Zainal Abidin bin Ali pada 2011 dan memicu pemberontakan di tempat lain di Timur Tengah, yang dikenal dengan Musim Semi Arab (Arab Spring).
REUTERS | THE SUN
Pilihan Editor: 10 Rumor Bursa Transfer Liga-liga Eropa Hari Ini: Chelsea, Liverpool, Real Madrid
Ingin lebih terhubung dan berdiskusi langsung dengan redaksi Bola dan Sport? Mari bergabung di grup Telegram Olahraga Tempo. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.