TEMPO.CO, Jakarta - Timnas bola basket Latvia membuat kejutan di Piala Dunia Basket atau FIBA World Cup 2023. Sebagai tim debutan, Latvia mampu menampilkan performa apik sepanjang fase grup dengan menyingkirkan tim kuat Prancis dan memastikan diri lolos ke babak kedua.
Dalam laga yang berlangsung di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Minggu, 28 Agustus, Latvia benar-benar membuat Rudy Gobert dan kawan-kawan kerepotan. Prancis sebenarnya mampu menguasai permainan pada awal kuarter hingga masuk ke kuarter kedua dan mengakhiri paruh pertama dengan keunggulan 53-49.
Di kuarter ketiga, Prancis juga masih unggul 74-62. Meski tak pernah memimpin permainan, Latvia terus menempel perolehan poin lawan. Permainan agresif mereka hingga mendekati akhir kuarter keempat akhirnya mampu membuat Prancis takluk. Latvia pun menang dengan skor tipis 88-86.
Pelatih Luca Banchi mengatakan keberhasilan timnya memulangkan Prancis bukan karena keberuntungan semata. Ia juga tak mau jemawa. Menurut dia, pencapaian itu merupakan target Latvia seharusnya.
"Di sini tidak ada pesulap, hanya ada tim yang bersama-sama bekerja keras selama dua tahun terakhir dan mereka tahu apa yang harus dilakukan. Kadang Anda bisa beruntung, kadang tidak," ujar dia dalam sesi jumpa pers usai pertandingan hari Minggu, 28 Agustus lalu.
"Saya bukan seseorang yang merayakan keberhasilan atas apa yang dilakukan. Apa yang kami lakukan itu memang yang seharusnya dilakukan, berusaha maksimal, mencoba memainkan basket yang sederhana dan agresif," kata dia menambahkan.
Meski akhirnya mereka gagal menjadi juara grup H karena takluk 101-75 dari Kanada, Selasa, 29 Agustus, kesuksesan lolos ke babak kedua merupakan sejarah baru bagi Latvia. Pemain Davis Bertans pun tak bisa berkata-kata atas pencapaian timnya di FIBA World Cup 2023.
"Ini merupakan salah satu kemenangan terbesar dalam sejarah basket Latvia sejak 1935. Perasaan yang luar biasa bisa didukung suporter yang jauh-jauh datang dari Latvia langsung ke Indonesia Arena. Jujur saya tidak bisa berkata apa-apa," tutur dia.
Di antara semua tim grup G dan H yang bermain di Indonesia Arena, suporter Latvia menjadi kelompok teramai. Berdasarkan pantauan Tempo sejak hari pertama hingga kemarin, Selasa, 29 Agustus, ada ribuan suporter Latvia yang datang langsung mendukung tim kesayangannya.
Mereka berteriak menyanyikan lagu dengan bahasa Latvia sambil menggebu drum hingga membuat Indonesia Arena bergetar. Perjalanan panjang mereka tak sia-sia karena dapat melihat timnya tampil luar biasa.
Kendati demikian, perjalanan Latvia belum selesai karena mereka harus menghadapi lawan di babak kedua yang tentunya lebih kuat. Spanyol sudah dipastikan menjadi salah satu calon lawannya. Pelatih Luca Banchi mengatakan pihaknya harus tetap tenang menghadapi keadaan apapun.
"Hidup kita seperti rollercoaster. Hal terpenting adalah untuk tetap tenang saat berada di atas maupun di bawah karena cepat atau lambat rintangan akan datang dan kami hanya mengencangkan helm kami," ucap dia.
Pilihan Editor: Prediksi Timnas U-17 Indonesia vs Korea Selatan: Jadwal, H2H, Kondisi Tim, hingga Perkiraan Formasi