Lampu Kuning Bulu Tangkis Indonesia
Di antara faktor yang turut berperan pada tidak tercapainya target kontingen Indonesia di Asian Games 2022 ini adalah penampilan para pebulu tangkis yang tidak sesuai harapan.
Dari tujuh set medali yang disediakan di cabang bulu tangkis, tidak satu pun yang diraih Indonesia, bahkan sekeping perunggu pun.
Pencapaian buruk bulu tangkis ini banyak mendapat sorotan berbagai pihak karena target sebelumnya adalah minimal tiga medali emas, mengingat Indonesia memiliki sejumlah pemain dalam peringkat atas dunia.
Ganda putra nomor satu dunia Fajar Alfian/Muhammad Rian harus tersingkir di babak perempat final, demikian pula tunggal putra nomor dua dunia Anthony Ginting, serta tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung yang seperti tidak siap mental untuk mengatasi persaingan keras di Asian Games.
Persaingan cabang bulu tangkis di Asian Games sebenarnya tidak kalah seru dengan Olimpiade, karena minus Denmark, pemain-pemain terbaik dunia saat ini sebagian besar berasal dari Asia.
Apalagi pada Asian Games di Hangzhou ini masing-masing negara mengerahkan para pemain terbaiknya.
Dari cabang bulu tangkis ini, di nomor perorangan Cina merebut tiga gelar juara yakni melalui Li Shi Feng di tunggal putra, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan di tunggal putri dan ganda campuran Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (Cina).
Korea Selatan mendapat dua emas melalui pemain tunggal putri nomor satu dunia An Se Young dan ganda putra Choi Sol Gyu/Kim Won Ho.
Nir-medali bagi Indonesia di Asian Games tahun ini tentunya merupakan lampu kuning peringatan bagi PBSI dan perbulutangkisan nasional yang harus mempersiapkan diri menuju Olimpiade 2024.
Bulu tangkis pastinya akan kembali menjadi andalan Indonesia untuk meneruskan tradisi emas pada Olimpiade yang persaingannya tentunya lebih keras dari Asian Games.
Pilihan Editor: PBSI Segera Rapat Bahas Kegagalan Asian Games 2023, Bahas 2 Topik Utama