Terpeleset di panjat tebing
Di arena panjat tebing, pelatih tim nasional Hendra Basir pasang badan setelah Veddriq Leonardo dkk. terpeleset dari perebutan emas nomor speed.
Indonesia setidaknya kehilangan tiga peluang medali emas dari adu cepat memanjat setinggi 15m itu.
Yang pertama di nomor speed putra, Veddriq mengaku membuat kesalahan dan akan mengevaluasi performanya setelah hanya mampu merebut perunggu.
Atlet asal Pontianak, Kalimantan Barat menjadi penantang utama cabang panjat tebing nomor speed putra karena dia satu-satunya yang catatannya mampu menembus limit di bawah lima detik sejak babak kualifikasi hingga putaran final di Shaoxing Keqiao Yangshan Sport Climbing Centre.
Melihat catatan waktu lawan-lawannya yang cukup ketat, Veddriq yang pemegang rekor dunia itu ingin memanjat sekuat tenaga, meski paham dengan risiko terpeleset karena tenaga yang eksplosif.
Veddriq gagal melaju ke final setelah tak mendapat cengkeraman yang baik saat start melawan wakil Iran Ali Pour Shenazandi Fard Reza yang finis setengah detik lebih cepat darinya.
Kemudian di nomor estafet putra dan putri, Hendra mengungkapkan bahwa komunikasi antaratlet yang kurang baik menjadi faktor penyebab dua medali emas lepas dari tangan Indonesia.
Veddriq Leonardo, Kiromal Katibin dan Rahmad Adi Mulyono gagal menyelesaikan laga final speed relay putra melawan tuan rumah China karena kedapatan mencuri start.
Sedangkan di nomor putri, Desak Made Rita Kusuma Dewi, Rajiah Sallsabillah dan Nurul Iqamah juga harus merelakan emas kedua dibawa pulang China karena lambat berkomunikasi memberi aba-aba.
"Kami belum bisa memaksimalkan seluruh potensi emas yang ada di speed baik putra maupun putri," ungkap Hendra.
"Risiko di kategori speed banyak variabel yang memengaruhi.... Ini bukan karena kami kalah kencang tetapi memang kami melakukan beberapa kesalahan."
Satu-satunya emas tim panjat tebing diraih oleh Desak yang tampil konsisten hingga memecahkan rekor Asian Games di nomor speed putri.
Selanjutnya: Meleset di Bulu Tangkis