Presiden Inter Milan saat itu, Massimo Moratti, menyepakati harga 300 juta pound atau Rp 3,9 triliun dari pengusaha Indonesia. “Semuanya telah ditandatangani. Saya puas. Kami telah sampai pada tahap keseimbangan untuk waktu yang lama,” ucap Moratti, Selasa, 15 Oktober 2013.
Moratti yang pada waktu itu memegang 30 persen saham Inter Milan menuturkan Erick Thohir adalah orang yang benar-benar bermaksud baik. Ia menilai Erick memiliki karakter bijaksana dan dapat diandalkan untuk Inter Milan. “Yang penting ialah bahwa dia (Thohir) selalu menghormati pekerjaannya dan saya pikir fan juga memiliki pemikiran yang sama.”
Namun pada 2016, Inter Milan secara resmi mengumumkan mayoritas saham klub yang sebelumnya dimiliki Erick Thohir sudah dilepas ke grup investor asal Cina, Suning Group. Meski saham telah diambil alih, Erick tetap berstatus sebagai presiden klub, kendati kini hanya memegang saham minoritas.
"Suning Holding Groups akan memiliki mayoritas saham Inter Milan, salah satu klub terdepan di Eropa sejak berdiri pada 1908. International Sports Capital (ISC) akan menjadi pemegang saham minoritas di klub dan Erick Thohir akan tetap menjadi Presiden Inter," demikian pernyataan Inter Milan kala itu.
Menurut pemberitaan sejumlah media, Suning membeli 69 persen saham Inter. Erick pun tinggal memiliki sekitar 31 persen saham dari yang semula 70 persen. Sementara itu, Moratti diketahui telah menjual seluruh saham miliknya. Dengan akuisisi ini, maka presiden kehormatan Massimo Moratti, yang jadi pemilik klub selama periode 1995-2013, tak akan lagi terlibat dalam manajemen klub.
Dalam wawancara dengan Tempo, Erick menceritakan alasannya melepas saham Inter Milan ke Suning Holding Group. Erick rela melepas kepemilikan saham mayoritas karena persaingan klub-klub Eropa semakin tinggi. Bahkan menurut dia, jual-beli pemain nilainya bisa mencapai triliunan rupiah.
Selain itu, alasan lain dia melepas saham ke perusahaan asal Cina karena Inter Milan menjadi klub Eropa pertama yang berlaga di Cina pada 1974. Erick juga menilai Cina sedang aktif di dunia sepak bola. Hal itu terlihat dari sebanyak 250 juta fan Inter Milan, 100 juta di antaranya merupakan fan asal Cina.
"Saat penawaran, Suning Group mau menjadi pemilik mayoritas, ya, tidak apa-apa, asalkan untung. Bukan hanya keuntungan buat saya pribadi, tapi juga klub. Buktinya, bujet dari Suning untuk klub meningkat tiga kali lipat," tutur Erick di Jakarta, Rabu malam, 12 Juli 2017.