Kemenangan dengan cara melelahkan ini disambut dengan gembira Isner. Kemenangan melalui pertandingan panjang juga semakin menegaskan status Isner sebagai petenis yang beruntung ketika bertanding dalam permainan tie-break.
“Aku mampu bermain dengan baik ketika aku butuh untuk menang di set kedua,” kata Isner. “Ini adalah kemenangan besar. Mungkin salah satu yang terbesar tahun ini, karena aku ingin bermain dalam beberapa pertandingan sebelum ke (Washington) DC dan bermain di dua turnamen masters serta (grand slam) Amerika Terbuka.”
Setelah kalah di set pertama, Isner berhasil memperpanjang nafasnya di permainan tie break set kedua. Petenis peringkat ke-19 dunia yang diunggulkan di bawah petenis Amerika lain, Andy Roddick , ini mengambil tiga poin terakhir dalam permainan tie break. Permainan kembali menegangkan di set penentuan ketika kedua petenis saling berebut angka dengan mengandalkan permainan servis. Namun, lagi-lagi setelah melalui permainan tie-break, Isner berhasil memenangkan pertandingan.
“Dia (Muller) jelas memukul bola tepat di sasarannya dengan sangat baik. Dengan tinggi badan dan permainan tangan kidal, semua orang tidak akan suka mengembalikan bola-bola servisnya, tapi itu tidak membuatku menyerah,” ujar Isner.
Kemenangan ini membawa Muller ke babak perempat final untuk bertemu dengan rekan senegaranya, Micahe Russell. Di babak kedua Russel menundukkan petenis asal Jerman, Rainer Schuettler, 1-6, 6-2, 7-5.
Pada pertandingan lain, petenis Amerika Serikat yang lain, Taylor Dent membuat kejutan dengan menundukkan unggulan keempat asal Argentina, Horacio Zeballos, 4-6, 6-2, 6-0. Di babak perempat final, Dent akan bertemu dengan unggulan keenam Mardy Fish (AS) yang mengalahkan Robby Ginepri (AS) 6-1, 7-5.
AP | ARIS M