Halep, bintang tenis baru asal Rumania berumur 23 tahun peringkat ketiga dunia, kalah di babak perempat final, ditaklukkan unggulan kesepuluh dari Rusia, Ekaterina Makarova. Sedangkan Bouchard, yang berumur 20 tahun, peringkat ketujuh dunia, tak berkutik melawan Maria Sharapova (Rusia), juga di babak perempat final. Bouchard bahkan kalah 6-0 di set kedua.
Soal jam terbang menjadi jawabannya. Kekalahan para petenis muda itu bukan karena kalah dari segi teknik atau fisik. Dalam dua hal itu, hampir tidak ada beda antara para pemain muda dan para veteran tersebut. Para pemain muda itu hanya tampil kurang tenang, kurang matang, dan inkonsisten, terutama pada poin-poin kritis.
Hal itulah yang ditunjukkan Dimitrov saat menghadapi Murray pada babak perempat final. Bahasa tubuh Dimitrov menampilkan dengan jelas rasa kecewanya saat gagal memenangi poin-poin kritis. Pacar Maria Sharapova ini juga sempat membanting raket hingga patah karena kehilangan peluang merebut poin.
Nishikori dan Raonic sama saja. Mereka tidak menyadari bahasa tubuh mereka yang menunjukkan kekecewaan saat kehilangan poin atau peluang itu membuat lawan tambah percaya diri.
Para pemain veteran itu dapat lolos hingga babak final berkat ketenangan, kematangan, dan konsistensi dalam bermain. Mereka mampu mengatasi saat-saat kritis dengan tenang dan tetap bersikap optimistis. Hal inilah yang membuat lawan menjadi tegang dan berpikir lebih keras lagi untuk memenangi pertandingan.
Karena itulah, benar apa yang dikatakan Federer bahwa para petenis generasi muda masih harus banyak bersabar untuk dapat menggeser dominasi para pemain veteran. Namun juga harus diakui bahwa para petenis generasi muda akan menjadi ancaman sepanjang 2015 ini kalau para pemain veteran tersebut lengah.
ATP | WTA | AGUS B
Berita Lain
Di Jakarta, Louis Saha: Suporter Indonesia Terbaik
Direktur MU: Rooney cs Pasti Datang ke Indonesia
Sturridge Cetak Gol, Liverpool Tekuk West Ham 2-0
MU Pukul Leicester 3-1, Geser Soton dari 3 Besar
Tanpa Ronaldo, Madrid Kalahkan Anak Asuh Moyes