TEMPO.CO, Jakarta - Belum kering keringat pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto, setelah melewati seremoni kemenangan, keduanya langsung mencari telepon genggam. Praveen dan Debby langsung menghubungi orang tua masing-masing. Khusus Debby, juga menghubungi sang kekasih.
“Orang tua pasti bangga sama kami, karena bagaimanapun juga ini menjadi bagian dari sejarah bagi kami, bawa nama keluarga, bawa nama Indonesia,” ucap Debby, seperti dikutip dari laman resmi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia, Senin, 14 Maret 2016. Debby juga mengontak sang pelatih, Richard Mainaky, melalui WhatsApp.
Debby mengatakan kekasihnya selalu memberi semangat sejak awal bertanding. “Dia ingetin supaya jangan lupa bersyukur dan jangan pernah berubah,” ujarnya.
Adapun Praven menuturkan orang tuanya senang dan bangga atas hasil yang ia capai di All England. “Mereka berpesan untuk bersyukur dan jangan tinggi hati. Ingat dulu, sebelum juara, kan, saya bukan siapa-siapa. Jadi jangan lupa diri,” kata Praveen.
Praveen/Debby berhasil menyelamatkan pamor Indonesia dalam ajang All England di Birmingham. Satu-satunya wakil Indonesia sejak semifinal itu berhasil menekuk pasangan Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, dua game langsung dengan skor 21-12 dan 21-17.
Babak pertama diawali dengan baik oleh Praveen/Debby. Skor pertama diperoleh dari smash Praveen yang tak bisa dibalas pasangan Fischer/Pedersen. Sejak awal pertandingan, kedua pasangan terlihat imbang.
Babak selanjutnya, kedua pasangan terlihat lebih agresif. Smash terlihat banyak dilayangkan kedua pasangan. Susul-menyusul skor pun lebih sengit pada babak kedua. Pasangan Denmark beberapa kali bisa mengimbangi skor Praveen/Debby.
Berhasil memenangi babak pertama tak membuat pertahanan Praveen/Debby menurun. Mereka tetap agresif. Fischer sempat dibuat jatuh tengkurap, sehingga tak bisa membalas pukulan Debby. Pertandingan ditutup Debby dengan smash ke arah tengah yang tak bisa dibalas pasangan Denmark.
TRI ARTINING PUTRI | BADMINTON INDONESIA