TEMPO.CO, Jakarta - Marsekal Muda (Purn) TNI AU Surya Dharma memimpin Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), penanggung jawab dan pelaksana pemusatan latihan nasional atlet Indonesia untuk kejuaraan multicabang olahraga. Satlak Prima Pratama dan Satlak Prima Utama Muda dilebur menjadi satu dengan satu ketua pada struktur baru Satlak Prima, demikian dinyatakan Surya Dharma di Jakarta, Jumat, 1 Februari 2013.
Surya, sebelumnya menjabat Ketua Satlak Prima Utama Muda, ditunjuknya sebagai Ketua Satlak Prima berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0008 tahun 2013 tentang Pengangkatan Ketua, Wakil Ketua I, dan Wakil Ketua II Satlak Prima. "Struktur baru ini efektif bekerja mulai 28 Januari 2013," kata Surya. Dalam struktur baru ini posisi Wakil Ketua I dijabat oleh Suwarno dan Wakil Ketua II dijabat oleh Siti Safariyatun Qomariyah.
Menurut Surya yang masih aktif sebagai tenaga profesional di Kementerian Pertahanan ini, penyatuan Satlak dilakukan sebagai langkah efisiensi organisasi dan kesatuan warna kepemimpinan. "Dengan menjadi satu, organisasi bisa menjadi ramping.Mudah-mudahanan dengan lebih ramping penanganan Prima menjadi lebih baik" kata Surya.
Selain itu, kata Surya, penyatuan tersebut dapat mengatasi kekhawatiran atlet-atlet pratama (atlet junior) mengenai kelanjutan mereka setelah dibina di Satlak Prima Pratama. Setelah keluar dari Prima Pratama diharapkan tidak ada lagi pertanyaan atlet ke mana pembinaan berlanjut setelah dari Prima Pratama," ujarnya.
Selain perubahan nama-nama pengurus, kata Surya, perubahan stuktur Satlak Prima juga sudah disetujui Menteri Pemuda dan Olahraga. Akan ada tiga direktur di struktur yang baru, yaitu direktur operasional dan pembinaan prestasi, direktur ilmu pengetahuan dan teknologi dan monitoring-evaluasi, serta direktur pengendali program.
Direktur operasional dan pembinaan prestasi akan dijabat oleh Paulus Pesurnay, pelatih fisik senior Indonesia. Sedangkan nama-nama lain sedang digodok oleh Dewan Prima dan mendekati final. "Saya harapkan pekan depan sudah selesai," kata dia.
Surya langsung mempimpin Satlak Prima dalam masa transisi ini. "Saya sudah mulai mengadakan koordinasi," ujarnya.
Menurut Surya, Satlak Prima membina atlet secara bertahap dan berkelanjutan. Para atlet bukan sekedar dipanggil ke pemusatan latihan nasional, dilatih, lalu dipulangkan kembali. Dia berencana menerapkan pembinaan berkesinambungan secara desentralisasi, seperti yang ia terapkan pada Satlak Prima Pratama, dengan delapan sentra di berbagai daerah.
Tahun depan, Surya berencana mengaplikasikan rencana ini pada lima cabang olahraga andalan Indonesia di Asian Games dan Olimpiade, yaitu bulu tangkis, angkat besi, taekwondo, wushu, dan renang. "Jadi, targetnya adalah Olimpiade 2016. Atlet dibina dalam jangka panjang dan terus-menerus," kata Surya.
Surya menjelaskan kendala dalam pembinaan atlet selama ini adalah dana. "Sudah ada cita-cita dengan program yang bagus, namun belum ada dana dalam jumlah memadahi," ujarnya.
Dengan naiknya Surya menjadi Ketua Satlak Prima, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Kementerian Pemuda dan Olahraga Djoko Pekik Irianto mengharapkan Indonesia dapat lebih berprestasi lagi. Sebab, kata Djoko, tidak ada lagi keterputusan antara Satlak Prima Pratama denagan Satlak Prima Utama Muda.
"Yang paling penting pada 2013 Pak Surya mempunyai tugas yang cukup berat untuk mengawal berbagai kejuaraan multi-event yang puncaknya adalah SEA Games ke-27 di Myanmar, Desember mendatang," kata Djoko. Ia mengakui adanya keterbatasan dana dalam persiapan-persiapan itu, sehingga perlu dibuat prioritas.
GADI MAKITAN