Celia, ibu Lionel Messi (kiri), dan tato wajah Celia di punggung Messi (kanan). lionelmessi10.net/toptatto.com
TEMPO.CO, Jakarta - Volkswagen abu-abu itu menderu di jalanan Kota Rosario ketika hari mulai gelap. Udara yang basah oleh gerimis sesekali menyelinap lewat jendela yang sedikit terbuka. Sampai di selatan kota, Celia menghentikan laju mobilnya. Ia tersenyum ketika melihat dua anak kecil sedang asyik bermain bola. "Seperti itulah Lionel kecilku," katanya.
Celia Maria Cuccittini Oliveira de Messi yang duduk di belakang kemudi Volkswagen tua itu tak lain adalah ibunda Lionel Messi--pemain bintang Barcelona. Ia tinggal di Rosario, sebuah kota dengan banyak rumah kumuh di Provinsi Santa Fe, sekitar 300 kilometer dari Buenos Aries, ibu kota Argentina. Di sini, kehidupan Celia tak berubah.
Ia tinggal bersama tiga anaknya yang lain: Rodrigo, Matias, dan Maria Sol. Marcela, adik Celia yang paling kecil, sesekali juga datang menginap. "Kami tinggal di kota yang sama di mana kami lahir, di rumah yang sama, dan kami tidak ingin pindah ke tempat lain. Kami tidak ingin melupakan asal-usul kami."
Celia bukannya tak tahu bahwa Leo--panggilan sayangnya untuk Messi--bergaji tak kurang dari Rp 130 miliar per tahun. Tapi ia tak ingin hidupnya diubah oleh harta. "Aku berharap apa pun yang terjadi pada pemain sepak bola lain yang lupa daratan karena popularitas mereka, tidak terjadi pada anak kami," katanya dalam buku Messi: The Inside Story of The Boy Who Became a Legend.
Di langit sana, Tuhan mungkin mendengar doanya. Sebab, Messi memang tak banyak berubah. Setiap kali pulang ke Rosario, ia selalu mengajak sepupunya, Emanuel, menyusuri Jalan San Martin. Saat banyak penduduk mulai mengerubutinya untuk meminta tanda tangan dan berfoto bersama, Leo baru ngeh bahwa kini ia seorang bintang. "Dia tidak peduli dengan ketenaran," kata Celia.
Baca selengkapnya di Koran Tempo, Minggu, 14 Oktober 2012.
