Dana Cekak, Suplemen Atlet Angkat Besi Dihentikan
Editor
Agus baharudin olahraga
Kamis, 10 Oktober 2013 19:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Terbatasnya dana untuk mendukung pemusatan latihan nasional angkat besi SEA Games ke-27 membuat para lifter tidak memperoleh suplemen lagi untuk meningkatkan penampilan mereka. Pelatih angkat besi pelatnas, Supeni, mengatakan para lifter sudah tidak mendapat jatah supemen lagi terhitung mulai Oktober ini.
"Sejak September kemarin sudah tersendat," kata Supeni seusai menerima dana prestasi dari PT Kereta Api Indonesia di Jakarta, Kamis, 10 Oktober 2013. Ia mengatakan rata-rata kebutuhan seorang atlet akan suplemen sebesar Rp 5 juta per bulan.
Menurut dia, setiap lifter membutuhkan setidaknya lima sampai tujuh suplemen. "Akhirnya, kalau kekurangan, saya yang menutupi," ucap Supeni.
Lebih lanjut, Supeni yang melatih lifter Sri Wahyuni (48 kilogram), Siti Sarah (69 kg), dan Deni (69 kg) ini menegaskan, suplemen dan vitamin merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi. Hal itu sangat diperlukan untuk menjaga stamina dan memperbaiki kondisi fisik atlet setelah latihan dan bertanding.
Ia mencontohkan lifter Deni yang pada saat kejuaraan nasional kemarin berat badannya 66 kg. Kemudian, setelah diberi protein, berat badannya naik ke posisi ideal, yaitu 68 kg, menjelang Islamic Solidarity Games (ISG) III di Palembang, 22 September hingga 1 Oktober lalu. "Kekuatannya jadi bertambah," ucapnya. Deni pun berhasil merebut medali emas di ISG untuk nomor 69 kg.
Kendati pasokan suplemen terhenti, Supeni tidak mengubah porsi latihan anak asuhnya. Ia juga tidak akan mengurangi target medali pada SEA Games nanti. "Saya tetap berharap kebutuhan suplemen para lifter tetap dipenuhi oleh pemerintah," ujar Supeni.
Hal senada disampaikan Manajer Pelatnas Angkat Besi, Dirja Wihardja. Ia mengungkapkan, dari tujuh suplemen yang diminta, pemerintah dalam hal ini Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) hanya memberikan tiga suplemen. "Jadinya kami hanya mengambil yang penting saja," kata Dirja. Sisanya terpaksa harus diupayakan menggunakan uang dari kantong atlet atau pelatih sendiri.
Ketua Satlak Prima, Surya Dharma, membenarkan bahwa pasokan suplemen bagi atlet sudah terhenti. Menurut dia, hal itu terpaksa dilakukan karena terbatasnya anggaran bagi atlet Pelatnas.
"Dana untuk uji coba ke luar negeri pun kami hentikan untuk menghemat anggaran," kata Surya. Ia menambahkan, penghematan dilakukan agar biaya akomodasi dan makan atlet ketika di Myanmar nanti terjamin. Kendati demikian, Surya berharap hal itu tidak mengendorkan semangat para atlet. Mempertahankan gelar juara umum tetap menjadi target pada SEA Games nanti.
ADITYA BUDIMAN