TEMPO.CO, Jakarta - Ketika Andy Murray memutuskan menunjuk Amelie Mauresmo, bekas petenis wanita nomor satu dunia, menggantikan Ivan Lendl sebagai pelatihnya pada Juni lalu, ia langsung mendapat kritik. Virginia Wade, legenda tenis Inggris, menyebut langkah itu sebagai aksi guyonan. ”Itu sama sekali tak akan berhasil,” kata wanita 69 tahun itu.
Langkah Murray mendapat sorotan karena ia melakukan langkah yang terbilang langka. Wanita yang menjadi pelatih tenis masih sangat jarang, bahkan untuk melatih petenis perempuan sekalipun.
Umumnya, mereka menjadi pelatih karena hubungan keluarga, seperti Gloria Connors (ibu sekaligus pelatih Jimmy Connors), Klaudiya Istomin (ibu dan pelatih Denis Istomin), dan Melanie Molitor (ibu Martina Hingis).
Toh, kritik dan sorotan itu tak menyurutkan Murray, 27 tahun. Ia tetap kukuh memilih wanita Prancis berusia 35 tahun itu sebagai pelatihnya menggantikan Lendl, yang memilih berpisah dengannya karena ingin berfokus pada keluarga.
Murray menilai Mauresmo bisa memberi nilai lebih buatnya, terutama dalam hal kepekaan. "Dia mendengarkan dengan baik, dan saya pikir itu adalah kualitas penting dalam diri seorang pelatih, khususnya jika kerja sama itu akan berlangsung dalam jangka panjang," kataMurray. "Saya melihat dia mudah diajak bicara dan berdiskusi. Dia mengerti bagaimana saya suka bekerja."
Kepekaan Mauresmo akan sangat dibutuhkan Murray yang tengah berjuang mengejar gelar turnamen Grand Slam pada turnamen Amerika Serikat Terbuka di Billie Jean King National Tennis Centre, New York. Petenis yang pernah juara pada 2012 itu harus memulai perjuangan dengan susah payah. Saat melawan pemain Belanda, Robin Haase, pada babak pertama kemarin, Murray harus bersusah payah sebelum menang 6-3, 7-6 (6), 1-6, 7-5.
Kram di perut dan lengannya terus mengganggu Murray sepanjang pertandingan itu. "Saya tidak tahu apa yang terjadi," kata Murray, yang juara dalam turnamen ini pada 2012. "Saya perlu mencari tahu kenapa kram itu bisa muncul, karena itu seharusnya tidak terjadi."
Bersama Mauresmo, Murray berhasrat merebut gelar Grand Slam ketiganya. Turnamen Amerika Terbuka ini menjadi kesempatan kedua bagi mereka untuk membuktikan diri setelah gagal mewujudkan target itu di Wimbledon, Juli lalu.
Mauresmo, yang pernah merebut dua gelar Grand Slam, dinilai Murray memiliki bekal untuk membantunya mewujudkan ambisi itu. "Variasi. Itu hal yang mungkin Ivan tidak terlalu hebat," kata Murray. "Dia (Ivan) sangat hebat ketika bermain agresif dan maju ke depan untuk menyelesaikan perebutan poin. Tapi Amelie bermain dengan banyak variasi. Cara itu efektif bagi dia, dan jika digunakan dengan tepat, bisa membuat perbedaan besar."
Pada babak kedua, Murray akan menghadapi Matthias Bachinger (Jerman). Inilah tangga berikut yang harus ditaklukkan Murray-Mauresmo untuk menuju podium tertinggi dalam turnamen bergengsi ini, sekaligus menjadi bagian dari rentetan ujian yang harus dilalui untuk membuktikan bahwa kolaborasi unik ini masih masuk akal dan bisa membuahkan hasil.
GUARDIAN | ATP | GADI MAKITAN
TERPOPULER:
Sehari di MU, Di Maria Bisa Borong 24 Sepeda Motor
Terungkap, Main di MU Mimpi Di Maria Sejak Kecil
Teerasil Dangda, Pemain Thailand di Liga Spanyol
Manchester City Permalukan Liverpool