TEMPO.CO, Tokyo - Jepang berencana memotong anggaran konstruksi stadion nasional baru, sebagai pusat kegiatan Olimpiade Tokyo 2020. Pengurangan ini merupakan rencana ketiga dari rancangan anggaran awal sebesar US$ 2,1 miliar atau Rp 29,5 triliun. Rencana pengurangan anggaran itu disampaikan para pembuat kebijakan partai yang berkuasa dan pejabat teras pemerintah, Kamis, 27 Agustus 2015.
Pemerintah Jepang berencana menempatkan konstruksi atap stadion senilai sekitar US$ 1,3 miliar atau Rp 18,2 triliun. Nilai itu jauh dari jumlah semula yang membuat rencana biaya pembangunan tersebut meroket dan masyarakat marah.
Stadion baru itu dirancang untuk dapat menampung 68 ribu penonton, yang cukup besar untuk upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade. Kapasitas stadion itu akan ditambah menjadi 80 ribu penonton kalau Jepang dipilih sebagai tuan rumah penyelenggara putaran final Piala Dunia.
Pemerintah masih belum mencapai kesepakatan soal apakah stadion itu akan dilengkapi pendingin ruangan atau tidak. Penambahan biaya pemasangan atap stadion tersebut akan bergantung pada keputusan soal pemasangan pendingin udara ruangan itu.
Pada satu pertemuan kementerian terkait, yang dipimpin Perdana Menteri Toshiaki Endo, Jumat, diharapkan dicapai kesepakatan soal biaya pembangunan stadion baru itu.
Awal Agustus ini, Jepang menyetujui pedoman pembangunan stadion baru Olimpiade, yang ramah bagi atlet dan bisa semurah mungkin.