TEMPO.CO, Philadelphia - Legenda hidup ring tinju Muhammad Ali, 70 tahun, dianugerahi Medali Kebebasan pada Kamis waktu setempat, 13 September 2012. Ali menerima penghargaan itu untuk perannya di luar ring sebagai pejuang kemanusiaan, hak-hak sipil, dan kebebasan beragama.
Ratusan orang berkumpul di halaman Pusat Konstitusi Nasional di Philadelphia untuk menyaksikan mantan juara dunia kelas berat itu menerima medali. Istri Ali, Lonnie Ali, menyebut penghargaan itu berlebihan karena sang suami dalam setiap kesempatan selalu mengatakan, “Semua yang kulakukan untuk membela apa yang saya yakini”.
Ali, yang selama 30 tahun berjuang melawan penyakit Parkinson, tak berkata apa-apa dalam kesempatan itu. Namun, dia berdiri dengan bantuan untuk menerima medali itu dari putrinya, Laila Ali.
Dia memandangi medali itu untuk beberapa saat, kemudian melambaikan tangan ke hadirin. Selain mendapatkan medali, Ali juga menerima hadiah uang sebesar US$ 100 ribu atau setara Rp 960 juta.
Pria yang terlahir dengan nama Cassius Clay itu mengubah namanya menjadi Muhammad Ali setelah memeluk Islam pada 1960-an. Dia menolak ditugaskan ke Perang Vietnam karena keyakinan agamanya. Akibatnya, gelarnya dicopot pada 1967. Mahkamah Agung Amerika Serikat kemudian membatalkan hukumannya dan ia kembali mendapatkan gelarnya pada 1974 dan 1978.
Salah satu pertarungan pentingnya terjadi di Zaire–sekarang Republik Demokratik Kongo–ketika ia menghadapi George Foreman dalam pertarungan yang dikenal dengan “Gemuruh di dalam Rimba” pada 1974.
Dalam upacara kemarin, mantan pemain liga bola basket NBA, Dikembe Mutombo, mengatakan terkesan dengan kunjungan Ali ke negeri kelahirannya itu. Kala itu, Mutombo masih berusia 8 tahun.
“Dia telah mengubah hidupku,” ujar Mutombo, yang merupakan wali Pusat Konstitusi. “Saya tak bisa melupakan bagaimana saya terinspirasi melihat atlet kulit hitam menerima penghormatan dan kekaguman seperti itu. Dia mengubah cara pandang orang Zaire terhadap dirinya sendiri dan bagaimana dunia memandang mereka.”
Sejak pensiun dari ring tinju pada 1981, Ali telah berkeliling dunia untuk misi amal dan mengabdikan waktunya untuk kegiatan sosial. Ali telah menerima penghargaan sipil tertinggi dari negara, yakni Medali Kebebasan dari Presiden pada 2005. Dia juga mendirikan Pusat Riset Parkinson Muhammad Ali di Phoenix, Arizona, serta institut pendidikan dan kebudayaan di kampung halamannya, Louisville, Kentucky.
Pusat Konstitusi Nasional, yang dibuka pada 2003, didedikasikan bagi peningkatan pemahaman publik terhadap Konstitusi dan ide-ide serta nilai-nilai yang diwakilinya. Lembaga ini memberikan medali setiap tahun kepada tokoh yang menunjukkan keberanian dan keyakinan untuk berjuang memastikan kebebasan setiap orang di seluruh dunia.
Para tokoh yang pernah menerima medali ini di antaranya penyanyi rock dan aktivis hak asasi manusia, Bono; mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela; dan mantan Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter.
AP | SAPTO YUNUS
Berita lain:
Aktris Film Anti-Islam Innocence of Muslims Trauma
Pidatonya Disorakin, Ahok Cuek
Motif di Balik Film Anti-Islam Innocence of Muslim
Innocence of Muslims Didanai 100 Donatur Yahudi?
Otak Pembuat Film Anti-Islam Sering Dipenjara