Tinju Dunia: Miguel Cotto, Kisah Sukses dan Pertikaian Keluarga

Reporter

Tempo.co

Editor

Ariandono

Sabtu, 2 Desember 2017 11:54 WIB

Miguel Cotto saat mengumumkan perpisahannya dengan pelatih yang juga pamannya, Evangelista Cotto, pada tahun 2013. (yahoo.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Kesuksesan Miguel Cotto sebagai salah satu jago tinju dunia terhebat yang pernah ada, hanya merupakan sepenggal kisah dari petinju populer dari Puerto Riko itu. Kesuksesan Cotto juga mengorbankan keakraban sebuah keluarga.

Cotto mengawali pelajaran tinjunya di bawah bimbingan sang paman, Evangelista Cotto. Sang paman inilah yang mengawal Cotto hingga mencapai tangga tertinggi dalam olahraga amatir, Olimpiade. Meskipun gugur di babak 1 Olimpiade Sydney 2000, Cotto sudah menemukan jalan kesuksesan sebagai petinju profesional.

Ketika dikontrak promotor Bob Arum pada Februari 2001, Evangelista ada dalam satu paket dengan Cotto. Keluarga ini bahu membahu hingga akhirnya Cotto mencapai gelar juara dunia dunia yang diidamkannya.

Baca: Tinju Dunia: Hadapi Sadam Ali, Laga Perpisahan Miguel Cotto

Cotto berpisah dengan Eavangelista akibat sang paman marah, karena kontrak kerjanya diputus begitu saja oleh sang keponakan. Padahal ketika itu mereka sedang dalam persiapan menghadapi laga melawan Joshua Clotey, yang dijadwalkan 13 Juni 2009.

Perseteruan keluarga yang diwarnai adu fisik dan perusakan mobil Jaguar milik Cotto, masih berbuntut hingga kini. Cotto tak berhubungan dengan Evangelista. Setelah tak ditangani sang paman, Cotto berganti-ganti pelatih hingga yang terakhir saat ini Freddie Roach.

Miguel Cotto dan pelatih yang juga pamannya, Evangelista Cotto, di awal karier sang petinju. (yahoo.com)

Menjadi catatan tersendiri karena dalam 34 pertarungan bersama Evangelista, Cotto hanya kalah sekali yaitu menghadapi Antonio Margarito di tahun 2008. Cotto menjalani 12 pertarungan terakhirnya tanpa Evangelista, dan hasilnya 8 menang, 4 kalah.

"Saya hanya ingin menjaga agar Miguel jauh dari hal-hal negatif speperti alkohol, perempuan, pesta pora karena dia sudah terkenal dan kaya. Namun Miguel tidak sepakat dan ingin mengatur hidupnya sendiri, akhirnya saya hanya bisa bilang terserah meskipun sebenarnya kecewa," kata Evangelista Cotto soal perpisahannya dengan sang keponakan, dan jarang berkomunikasi lagi hingga kini.

Baca: Tinju Dunia Akhir Pekan Ini: Sadam Ali Vs Miguel Cotto

Cotto tercatat sebagai salah satu petinju terkaya. Majalah Forbes memasukkannya dalam daftar atlet terkaya nomor 75 dunia tahun 2012, dengan kekayaan mencapai $US 19 juta, atau sekitar Rp 257 miliar.

Saat ini kekayaan juara tinju dunia berusia 37 tahun itu diperkirakan mencapai $US 34 juta, atau Rp 460 miliar. Cotto selah satu petinju dengan bayaran termahal di luar kelas berat, dengan bayaran mencapai di atas Rp 60 miliar per pertandingan. Cotto juga mengumpulkan kekayaan dari sponsor, salah satunya produk pakaian Ecko Unltd.

PRIMERA HORA | BLEACHER REPORT

Berita terkait

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

5 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

6 jam lalu

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

Band rock asal California, As I Lay Dying akan turut mengguncang panggung Hammersonic 2024 pada Ahad, 5 Mei 2024. Berikut profil band metal itu.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

9 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

13 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

16 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

17 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

18 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

1 hari lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

1 hari lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

1 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya