All England 2018: Soal Aturan Servis Baru, Indonesia Beri Masukan
Kamis, 15 Maret 2018 13:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tim bulu tangkis Indonesia secara resmi menyampaikan masukan soal aturan batasan tinggi servis 115 cm dari permukaan lapangan, yang dinilai merugikan pemain dalam pertemuan manajer All England 2018 di Birmingham, Inggris.
Dalam keterangan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) yang diterima di Jakarta, Kamis, masukan tersebut disampaikan lewat Sekretaris Jendral PP PBSI Achmad Budiharto dan Kasubid Hubungan Internasional PP PBSI Bambang Roedyanto, dalam pertemuan manajer Rabu malam 14 Maret waktu setempat atau Kamis pagi WIB.
Dalam kesempatan ini, kritik yang disampaikan tim Indonesia, dikabarkan dalam keterangan itu, mendapat dukungan dari negara-negara lainnya yang hadir. Aturan batasan tinggi servis ini, mulai diujicobakan dalam turnamen level Super 300 Jerman Terbuka 2018, pada pekan lalu.
Sejumlah pemain Indonesia merasa dirugikan akibat servis mereka dinyatakan "fault", bahkan ada yang lebih dari sepuluh kali dalam satu gim yang tentunya membawa pengaruh bagi penampilan pemain.
Baca: All England 2018: Rekor Tommy Sugiarto Lawan Anthony Ginting, 3-0
Ditambah lagi, belum adanya infrastruktur yang memadai seperti alat sensor khusus atau kamera untuk menampilkan ulang servis tersebut, seperti layaknya teknologi Hawk Eye, sehingga semua penilaian tergantung pada sudut pandang hakim servis.
"Ada dua hal yang kami sampaikan. Pertama, aturan ini rasanya jadi aneh karena tidak ada konsistensi. Contohnya, ada yang dari putaran awal tidak disalahkan, tiba-tiba di final disalahkan sampai lima kali. Kalau memang salah, harusnya dari awal," kata Budiharto dalam keterangan tersebut.
Kedua, lanjut Budi, mengenai beberapa pemain kelas dunia yang bisa sampai kena fault servisnya lebih dari lima kali.
Baca: Peluang Juara di All England, Herry IP: Kita Harus Optimistis
"Pasti ini ada yang salah. Tindakan kami didukung oleh tim negara lain yang mereka juga mengalami hal yang sama. Ini sekedar masukan, yang sudah lewat di Jerman ya sudah, kan tidak bisa diulang. Jadi, ini antisipasi untuk di All England, jangan sampai merugikan pemain," tuturnya.
Budi juga menyebutkan dalam pertemuan tersebut, ada usulan dari beberapa negara untuk menggunakan teknologi, semisal sinar infra merah, agar bisa menghindari faktor bias.
"Masukan ini ditampung oleh penyelenggara turnamen, dan akan dijadikan bahan dari briefing di turnamen ini," ujar Budiharto mengenai hasil pertemuan manajer di All England 2018.