Winarni, Peraih Perunggu Olimpiade Berjuang demi Kesembuhan Anak

Reporter

Egi Adyatama

Editor

Nurdin Saleh

Selasa, 31 Juli 2018 11:18 WIB

Mantan lifter peraih perunggu Olimpiade, Winarni, berjuang untuk kesembuhan putranya yang menderita kelainan Atresia Esofagus. (foto: kitabisa.com)
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu pahlawan olahraga Indonesia, Winarni, yang pernah meraih medali perunggu angkat besi Olimpiade 2000, tengah mengalami kesulitan. Ia tengah bergulat mengatasi masalah putranya, yang mengalami kelainan Atresia Esofagus dan butuh biaya besar untuk penyembuhannya.

Winarni pernah mengangkat nama angkat besi Indonesia di mata dunia. Pada tahun 1977 ia merupakan juara dubia Kejuaraan Angkat Besi kelas 50 kilogram putri. Tiga tahun kemudian Winarni mempersembahkan medali perunggu bagi Indonesia di kelas 53 kilogram pada Olimpiade Sydney 2000.
Masa perjuangan Minarni mengibarkan bendera Merah Putih telah usai. Namun sayangnya perjuangan lain harus dijalani Winarni. Wanita yang saat ini berusia 42 tahun itu sedang berjuang menyembuhkan putra Achmad Fariz Taufik yang masih berusia 2,5 tahun.
Di usia yang masih muda, Fariz menderita kelainan Atresia Esofagus atau kondisi tidak berkembangnya usus saat masih di janin. Kondisi itu membuat Fariz tidak bisa menelan makanan ataupun minuman. Fariz hanya boleh menjilatnya. Hal ini membuat berat badannya hanya 10 kilogram di usianya saat ini.
Winarni menyadari putranya memiliki kelainan itu ketika memuntahkan susu pada hari pertama saat dilahirkan di Pringsewu, Lampung. "Dokter bingung bagaimana memberikan makanan kepada Fariz. Tindakan yang diambil akan memberikan risiko," kata Winarni.
Winarni menyebut operasi pertama bagi Fariz adalah pelubangan tenggorokan agar cairan tidak masuk ke paru-paru. Fariz juga menjalani operasi tahap kedua pada usia dua hari guna membuat jalan makanan di perutnya. Selain itu, Winarni harus menyuntikkan susu melalui jalan makanan itu setiap satu setengah jam.
"Saya juga harus memompa jantung anak saya terus-menerus selama sepekan ketika dirawat di RSCM karena perawat tidak ingin berisiko terlalu kencang memompa jantungnya bisa pecah. Jika terlalu lambat, paru-paru berisiko pecah," kata Winarni.
Bekerja sebagai karyawan di P.T. Pos Indonesia, penghasilan Winarni tidak mencukupi untuk membiayai operasi anaknya. Bantuan memang datang dari P.T Pos Indonesia dan Kementerian Pemuda & Olahraga.
Namun, dana bantuan itu belum cukup untuk menopang biaya operasi Fariz yang mencapai Rp 500 juta tanpa jaminan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan guna menyambung usus besar ke tenggorokan sebagai jalan makanan.
Winarni mengatakan biaya operasi itu belum termasuk biaya jutaan rupiah per pekan untuk kebutuhan makanan, selang, dan perban bagi putranya. Ia pun harus menanggung biaya perawatan putra bungsunnya dengan bekerja dan membuka warung makan.

Winarni mengaku pernah meminta bantuan ke Kementerian Pemuda dan Olahraga. "Kemenpora membantu berupa santunan mantan atlet legenda sebesar Rp 40 juta. Saya berharap Kemenpora dapat membantu menanggung biaya operasi anak saya sekaligus pengobatan harian," ujarnya.
Kisah tentang Winarni dan Fariz itu lantas menggugah penulis Maman Suherman untuk mengunggah dukungan pada situs kitabisa.com. Target dukungan itu sebesar Rp 300 juta.
Hingga hari Selasa, 31 Juli 2018, dana yang terkumpul telah mencapai Rp 133,6 juta. Masih tersisa 30 hari lagi hingga pengumpulan donasi ditutup. Bantuan bisa diakses lewat link https://m.kitabisa.com/atletangkatbesi. Hingga Selasa, 31 Juli 2018, dana yang terkumpul mencapai 136 juta.
ANTARA

Berita terkait

Mengenal Ali Jasim Pemain Timnas Irak U-23 yang Berharap Indonesia Lolos ke Olimpiade

1 hari lalu

Mengenal Ali Jasim Pemain Timnas Irak U-23 yang Berharap Indonesia Lolos ke Olimpiade

Setelah timnas Indonesia U-23 dikalahkan Irak saat perebutan peringkat ketika Piala Asia U-23 2024, Ali Jasim mengungkapkan harapannya

Baca Selengkapnya

Duel Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23, Ilham Rio Fahmi Ingin Buat Sejarah ke Olimpiade

3 hari lalu

Duel Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23, Ilham Rio Fahmi Ingin Buat Sejarah ke Olimpiade

Ilham Rio Fahmi akan berusaha membalas kepercayaan dari pelatih kepala Shin Tae-yong apabila diturunkan dalam laga Timnas U-23 Irak vs Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mengenal Olympic Phryge, Topi Khas Suku Frigia yang Jadi Maskot Olimpiade Paris 2024

3 hari lalu

Mengenal Olympic Phryge, Topi Khas Suku Frigia yang Jadi Maskot Olimpiade Paris 2024

Olympic Phryge, maskot Olimpiade Paris 2024, diangkat sebagai simbol kebebasan danrepresentasi alegori Republik Prancis.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia Hadapi Irak di Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong Akui Pemain Lelah Mental dan Fisik

5 hari lalu

Timnas U-23 Indonesia Hadapi Irak di Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong Akui Pemain Lelah Mental dan Fisik

Shin Tae-yong yakin para pemain Timnas U-23 Indonesia bisa tampil baik melawan Irak di Piala Asia U-23 2024 dan meraih tiket Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

7 hari lalu

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

Jarak lari maraton sejauh 42 kilometer tidak lepas dari sejarah Yunani Kuno, perhelatan Olimpiade pertama, hingga campur tangan Kerajaan Inggris.

Baca Selengkapnya

7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

7 hari lalu

7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

Piala Asia U-23 2024 mulai mendekati laga puncak. Empat tim akan bersaing pada babak semifinal yang akan dimainkan hari Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Maulwi Saelan Cs, Tentara Bawa Harum Timnas Indonesia di Olimpiade Melbourne 1956

7 hari lalu

Profil Maulwi Saelan Cs, Tentara Bawa Harum Timnas Indonesia di Olimpiade Melbourne 1956

Timnas Indonesia pernah berlaga di Olimpiade Melbourne pada 29 November 1956. Maulwi Saelan cs berhasil melaju hingga perempat final.

Baca Selengkapnya

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

8 hari lalu

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

Timnas Indonesia pernah menjadi perbincangan era 1950-an kala melawan Uni Soviet di perempat final Olimpiade Melbourne 1956 pada 29 November 1956.

Baca Selengkapnya

Daftar Atlet Indonesia yang Sudah Lolos ke Olimpiade 2024: 18 Lewat Kualifikasi, 2 Lewat Wild Card

13 hari lalu

Daftar Atlet Indonesia yang Sudah Lolos ke Olimpiade 2024: 18 Lewat Kualifikasi, 2 Lewat Wild Card

Indonesia kembali menambah atlet yang lolos ke Olimpiade 2024, yakni atlet dayung putra La Memo.

Baca Selengkapnya

Atlet Dayung Indonesia La Memo Berhasil Raih Tiket Olimpiade 2024

14 hari lalu

Atlet Dayung Indonesia La Memo Berhasil Raih Tiket Olimpiade 2024

Atlet dayung putra Indonesia La Memo berhasil meraih tiket Olimpiade 2024. Lolos untuk kedua kalinya.

Baca Selengkapnya