Valentino Rossi berdiskusi dengan salah saorang kru Yamaha MotoGP. (crash.net)
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Yamaha MotoGP, Lin Jarvis, menyatakan dirinya belum merasa lega jika tim yang dikelolanya tak kunjung memenangi salah satu seri balap MotoGP tahun ini.
Yamaha belum memenangi satu seri MotoGP pun sejak Valentino Rossi menang di GP Belanda 2017. Total kekalahan Yamaha sejak saat itu hingga balap MotoGP German bulan lalu mencapai 19 seri.
Catatan kekalahan Yamaha tersebut adalah periode terpanjang sejak tahun 2002. "Yang kami perlukan hanyalah kemenangan, itu saja. Sebab itu Yamaha terus membalap sebab sudah lama tidak menang. Saat ini suasana dalam tim jelas tertekan karena kami belum pernah menang," kata Jarvis.
Jarvis menampik jika dituduh sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap kekalahan Yamaha sepanjang 2018.
"Saya tidak bisa dipecat hanya karena kami tidak pernah menang. Saya tidak mendesain motor, tidak melakukan pengembangan-pengembangan dan rekayasa, saya mengelola tim. Kami semua memang dalam tekanan, dan wajar jika lantas muncul pemikiran bahwa sayalah yang salah," ujar Jarvis lagi.
Jarvis juga menampik bahwa Yamaha lambat melakukan perubahan, salah satunya piranti elektronik yang sudah setahun dikeluhkan Valentino Rossi dan tak pernah berubah.
"Ini bukan soal birokrasi yang cepat atau lambat. Kalau bicara soal elektronik, itu jelas harus diintegrasikan dengan sasis. Prosesnya jelas tidak mudah, namun secara bertahap kami mampu membuatnya semakin sempurna," ujar Jarvis lagi soal keluhan sang legenda MotoGP, Rossi yang juga sudah tidak sabar untuk menjadi juara.