Kasus Haringga Sirila: Alasan Pemain Liga 1 Mogok Main
Reporter
Antara
Editor
Yudono Yanuar
Selasa, 25 September 2018 19:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemain klub anggota Liga 1 yang tergabung dalam Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) melakukan aksi mogok bertanding pada pekan ke-24 sebagai bentuk protes terhadap kekerasan suporter yang mengakibatkan tewasnya Haringga Sirila.
Baca juga: Suporter Tewas, Menpora Minta Kompetisi Liga 1 Dihentikan Dua Pekan
"Kami dari APPI dan mewakili klub Liga 1 sebagai bentuk belasungkawa atas insiden yang terjadi dan bentuk desakan kepada suporter, kami sepakat tidak bermain di pekan ke-24 (pekan ini) hingga tercapainya nota damai suporter," kata General Manager APPI Ponaryo Astaman di Jakarta, Selasa, 25 September 2018.
Kasus kekerasan terhadap Haringga Sirila terjadi di luar Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Minggu, 23 September 2018. Sejumlah Bobotoh diduga terlibat penganiayaan pendukung Persija itu.
Menurut Ponaryo, aksi yang dilakukan juga sebagai langkah untuk meningkatkan kualitas sepak bola di Tanah Air. Untuk itu pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan sepak bola Indonesia mulai PSSI, PT Liga Indonesia Baru dan klub.
"Pasti kita koordinasi dengan para stakeholder lain, terutama para pemain untuk memahamkan apa maksud dari gerakan ini. Kita sudah koordinasi dengan klub, kita beri pemahaman bahwa ini untuk kepentingan sepak bola nasional menyikapi kondisi yang terjadi saat ini, dan mereka responnya cukup positif," kata mantan pemain nasional itu.
"Meski berbeda-beda tapi secara garis besar responnya positif. Karena semua berpikir untuk sepak bola Indonesia," kata Ponaryo yang mengakhiri karir sepak bola profesionalnya di Borneo FC itu.
Kepergian Haringga Sirila sekaligus menambah panjang kasus gesekan suporter sepak bola Indonesia. Untuk rivalitas Persija dan Persib adalah korban yang ketujuh. Menurut data Save Our Soccer, ada 21 suporter meninggal dunia karena aksi pengeroyokan sejak 1995.