Kaleidoskop Bulu Tangkis 2018: Marcus / Kevin Jadi Andalan
Reporter
Aditya Budiman
Editor
Ariandono
Jumat, 28 Desember 2018 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kaleidoskop bulu tangkis 2018 menyoroti capaian prestasi Indonesia dalam beberapa yang diikuti sejak Januari hingga Desember.
Bulu tangkis tak hanya menjadi cabang olahraga yang konsisten menyumbangkan medali bagi Indonesia. Pada 2018, bulu tangkis juga memberikan hiburan tersendiri, khususnya bagi penonton di pinggir lapangan.
Sepanjang tahun ini pencinta bulu tangkis tak henti dibuat takjub oleh penampilan apik dan konsisten pasangan ganda putra Kevin Sanjaya/Marcus Gideon. Namun publik juga dibuat gregetan dengan aksi lepas baju pemain tunggal Indonesia Jonatan Christie.
Bagaimana perjalanan di 2018, berikut peristiwa bulu tangkis pilihan Tempo.
Januari, Klasifikasi Pemain Pelatnas PBSI Cipayung
Pengurus Pusat Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) mengumpulkan para atlet nasional di pemusatan latihan nasional (Pelatnas) Cipayung, Jakarta. Mayoritas yang bergabung masih terdiri dari para pemain utama di tahun sebelumnya.
Total penghuni Pelatnas mencapai 104 atlet. PBSI membagi mereka ke dalam dua kelas, yakni pemain utama dan pratama dengan tiga jenis status. Status pertama ialah sudah mendapatkan surat keputusan dimana seluruh biaya latihan dan pertandingan selama setahun di tanggung PBSI. Lalu status pemantauan enam bulan, yakni biaya latihan dan pertandingan dibiayai pengurus yang dievaluasi selama satu semester.
Ketiga ialah status magang, yaitu seluruh biaya latihan dibiayai PBSI sementara pemberangkatan pertandingan ditanggung klub. Tercatat klub-klub bulu tangkis dari Pulau Jawa mendominasi pengiriman atlet, seperti PB Djarum, PB Jaya Raya, dan PB Exist.
Februari, Juara Asia Team Championships
Tim beregu putra keluar sebagai juara di turnamen Badminton Asia Team Championships yang digelar di Kedah, Malaysia. Jonatan Christie cs membawa pulang medali emas usai mengalahkan tim Cina di final 3-1. Poin Indonesia diberikan oleh Jonatan Chrstie, dan dua ganda putra Mohamad Ahsan/Angga Pratama serta Hendra Setiawan/Rian Agung.
Sementara tim beregu putri harus puas membawa pulang medali perunggu. Tampil di semifinal melawan Jepang, Indonesia menyerah 3-0. Kendati gagal melaju ke partai puncak, Gregoria Mariska cs tetap berhak mendapat perunggu.
Maret, All England: Kevin/Marcus Pertahankan Juara
Pasangan ganda putra Kevin Sanjaya/Marcus Gideon menyelamatkan muka Indonesia di pentas All England. Pasangan yang dijuluki The Minions itu sukses mempertahankan gelar juara setelah mengalahkan pasangan Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen.
Tak ada satu negara yang mendominasi pentas All England. Setiap nomor pertandingan direbut oleh pemain dengan negara berbeda. Di tunggal putra Shi Yuqi (Cina) dan tunggal putri Tai Tzu Ying (Taiwan) menjadi yang terbaik. Pada ganda putri dimenangkan pasangan Denmark Kamilla Rytter/Christina Pedersen dan di ganda campuran juara direbut oleh Yuta Watanabe/Arisa Higashino dari Jepang.
<!--more-->
April, Dominasi Pemain Junior di Finnish Open
Pemain junior Indonesia mendominasi Kejuaraan Finnish Open yang digelar di Vantaa, Finlandia. Sebanyak tiga gelar berhasil direbut dan membuat Indonesia meraih status juara umum.
Gelar juara Indonesia datang dari pasangan ganda campuran Alfian Eko/Marsheilla Gischa, tunggal putri Gregoria Mariska, dan ganda putra Akbar Bintang/Mohammad Reza. Mereka mengalahkan lawan-lawannya yang juga rekan di pemusatan latihan nasional (Pelatnas) Cipayung, Jakarta.
Mei, Piala Thomas dan Uber Semakin Menjauh
Tim Indonesia lagi-lagi belum meraih hasil terbaik di Piala Thomas dan Uber yang berlangsung di Impact Arena, Bangkok, Thailand. Tim beregu putra harus mengakui kekuatan Cina saat tampil di semifinal. Jonatan Christie cs menyerah 1-3 dari Tim Cina. Satu-satunya sumbangan poin Indonesia datang dari pasangan ganda putra Kevin Sanjaya/Marcus Gideon.
Sementara langkah Tim Uber Indonesia terhenti di perempat final. Gregoria Mariska cs kalah dari tim tuan rumah Thailand dengan skor 2-3. Dalam empat edisi terakhir, perjalanan tim beregu putri Indonesia selalu kandas di perempat final. Terakhir kali Indonesia menjuarai Piala Thomas pada 2002 dan membawa pulang Piala Uber pada 1996. Sebuah penantian juara yang panjang.
Juli, Indonesia Open Makin Bergengsi
Turnamen Indonesia Open 2018 naik kelas. Indonesia Open masuk dalam rangkaian BWF World Tour Super 1000 alias turnamen paling tinggi di bawah bendera BWF. Dengan demikian, para pemain yang masuk dalam peringkat 32 dunia wajib tampil.
Hanya ada tiga turnamen yang mendapat status Super 1000. Selain Indonesia Open, dua lainnya ialah Cina Open dan All England di Inggris. Indonesia Open 2018 menyiapkan total hadiah senilai US$ 1,25 juta. Sementara Cina Open dan All England menawarkan total hadiah sebesar US$ 1 juta.
Juli, Tanpa Gelar dari Kejuaraan Dunia
Indonesia mengirim 15 wakil di Kejuaraan Dunia yang berlangsung di Nanjing, Cina. Dari jumlah tersebut tak satu pun gelar juara yang berhasil dibawa pulang. Pencapaian terbaik ditunjukkan ganda putri Greysia Polii/Apriyani yang mencapai semifinal.
Tunggal putra asal Jepang Kento Momota tampil sebagi juara. Carolina Marin dari Spanyol menjadi juara dunia di nomor tunggal putri dan Mayu Matsutomo/Wakana Nagahara (Jepang) mengunci gelar juara di nomor ganda putri. Cina merebut dua gelar Juara dunia. Kedua datang dari ganda putra Li Junhui/Liu Yuchen dari ganda campuran Zheng Siwei/Huang Yaqiong.
<!--more-->
Agustus, Dua Emas Asian Games dari Jonatan Christie dan Kevin/Marcus
Bulu tangkis selalu bisa menjaga tradisi meraih medali di ajang olahraga multievent. Tampil di hadapan publik sendiri pada Asian Games, tim bulu tangkis Indonesia sukses mempersembahkan delapan medali, terdiri dari 2 emas, 2 perak, dan 4 perunggu.
Emas Indonesia dipersembahkan oleh ganda putra Kevin Sanjaya/Marcus Gideon dan pemain tunggal putra Jonatan Christie. Jonatan secara mengejutkan merebut emas usai mengalahkan pemain Taiwan Chou Tien Chen. Tak hanya itu pemain yang akrab disapa Jojo itu berhasil merebut perhatian publik dengan selebrasi buka bajunya di hadapan para penonton di Istora Senayan.
September, Liliyana Natsir Umumkan Pensiun
Pemain ganda campuran Liliyana Natsir mengumumkan akan gantung raket. Pasangan Tontowi Ahmad itu memilih 2018 sebagai tahun terakhirnya membela Indonesia di semua ajang kejuaraan.
Tidak sedikit kontribusi yang sudah diberikan pasangan Tontowi/Liliyana dari atas lapangan. Empat gelar juara dunia, tiga trofi All England, 1 emas dan 1 perak Olimpiade menjadi bukti kuat betapa pentingnya peran Liliyana. Perempuan berusia 33 tahun itu dijadwalkan akan menjalani laga perpisahan pada Januari 2019 di Indonesia Masters.
November, Kevin/Marcus Rebut Sembilan Gelar
Indonesia patut bangga memiliki pasangan ganda putra Kevin Sanjaya/Marcus Gideon. Penampilan ganda peringkat satu dunia itu begitu konsisten di setiap turnamen yang diikuti. Sepanjang 2018 keduanya berhasil mempersembahkan sembilan gelar juara.
Delapan gelar juara datang dari berbagai kejuaraan bulu tangkis yang berada di bawah naungan Badminton World Federation. Satu gelar lainnya merupakan sumbangan medali emas bagi kontingen Indonesia di pentas Asian Games 2018. Dengan sederet prestasi itu BWF memberi penghargaan sebagai Pemain Putra Terbaik 2018.
Desember, Indonesia Absen Jadi Tuan Rumah Turnamen
PBSI tidak ikut serta dalam undian tuan rumah penyelenggaraan turnamen internasional di bawah Badminton World Federation (BWF). PBSI menilai kebijakan BWF memberatkan tuan rumah karena pembagian komersial turnamen sebesar 80 persen dikendalikan federasi dan sisanya oleh penyelenggara.
Ada enam turnamen bulu tangkis per 2020-2025 yang masuk dalam undian BWF, yakni Kejuaraan Dunia, Kejuaraan Dunia Veteran. Lalu Kejuaraan Dunia Junior, Piala Suhandinata (Kejuaraan Dunia Junior Beregu). Kemudian Piala Thomas dan Uber serta Piala Sudirman.
ADITYA BUDIMAN | BERBAGAI SUMBER