Tekuk Singo Edan, Sriwijaya FC Berpeluang ke Semifinal
Reporter
Editor
Rabu, 23 Januari 2008 23:03 WIB
TEMPO Interaktif, Sidoarjo:Sriwijaya FC berhasil mempecundangi Arema Malang dengan skor 2 - 0 dalam babak delapan besar Grup A Liga Indonesia XII di Stadion Gelora Delta Sidoarjo pada Rabu malam. Sriwijaya membukukan semua golnya di babak kedua, masing-masing melalui Lenglolo pada menit ke-48 dan Charis Yulianto menit ke- 65. Lenglolo merobek gawang tim Singo Edan memanfaatkan bola muntah dari sergapan penjaga gawang Hendro Kartiko. Sedangkan gol Charis dilesakkan lewat tandukan menyambut tendangan bebas Kith Kayamba. Rachmad mengungkapkan, keberhasilan meraih poin penuh atas Arema disebabkan perubahan strategi yang dia terapkan. Di babak pertama pemainnya kurang berkembang karena dipresing ketat oleh para pemain lawan. Pada babak kedua Rachmad menakankan agar pemainnya lebih sabar dan bermain efisien, sambil menerapkan strategi serangan dari bawah dan sesekali disertai umpan panjang ke depan. "Ternyata taktik ini efektif. Jujur saja saya tidak menyangka kalau akhirnya menang dua gol atas Arema," kata Rachmad. Asisten pelatih Arema Herman Kadiaman mengakui dua gol yang bersarang ke gawang Hendro merupakan kesalahan pemain. Mereka, kata Herman, tidak disiplin dan mengabaikan instruksi pelatih. "Kekalahan ini akan kami jadikan pelajaran untuk melawan PSMS besok Sabtu," kata Herman. Permainan kedua tim di awal babak pertama sangat menarik karena sama-sama bermain dengan teknik tinggi. Namun memasuki babak kedua para pemain Arema mulai emosional dengan keputusan demi keputusan yang diambil wasit Najamudin Aspiran. Emilie Mbamba dan Patricio Morales merupakan pemain yang paling emosional karena merasa sering dikasari lawan. Namun, wasit tak pernah mengeluarkan kartu kuning untuk mereka. Mbamba sendiri akhirnya dihadiahi kartu kuning karena melabrak asisten wasit. Tingginya tensi emosi ini membuat ritme permainan Arema yang semula terkoordinir menjadi rusak. Di akhir babak kedua praktis permainan dikuasai Sriwijaya. Hanya karena penampilan Hendro yang gemilang, gawang Arema terhindar dari banyak gol. Herman tak membantah Ponaryo Astaman menjadi emosi karena keputusan-keputusan wasit yang sering merugikan. Namun dia tidak mau membahasnya. "Kalau soal wasit saya tidak mau komentar," katanya. Pertandingan tersebut disaksikan oleh sedikitnya tiga ribu penonton yang sebagian besar adalah pendukung Arema. Namun mereka masuk stadion tanpa menggunakan atribut kebesaran Aremania. Kukuh Wibowo