Tenis Meja UT-Tempo: Kemenristekdikti Janjikan Beasiswa Atlet
Reporter
Tempo.co
Editor
Nurdin Saleh
Kamis, 15 Agustus 2019 21:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Kemahasiswaan Kementerian Riset dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti), Didin Wahidin, menghadiri pembukaan Turnamen Tenis Meja Nasional Piala Universitas Terbuka (Tenis Meja UT-Tempo) di Kampus Universitas Terbuka, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan, Kamis, 15 Agustus 2019.
Dalam kesempatan itu, ia mengatakan Kemenristekdikti akan menjamin ketersediaan beasiswa bagi setiap anak Indonesia yang berprestasi guna memastikan mereka menjadi manusia Indonesia yang memiliki daya saing di era globalisasi.
Didin Wahidin mengungkapkan bahwa pemberian beasiswa ini sebagai bagian dari pembinaan berkelanjutan yang saat ini sedang ingin dicanangkan oleh Kemenristekdikti.
"Direktorat Kemahasiswaan Kemenristekdikti sedang mencoba untuk menjadikan dirinya menjadi bagian dari sistem kaderisasi dari berbagai macam hal, termasuk olahraga. Kami tidak lagi ingin mendapat julukan sebagai pemanen saja tapi kami ingin menjadi bagian dari sistem pembinaan olahraga nasional yang kemudian nanti pembinaannya berkelanjutan,” kata dia.
Saat ini sudah ada beberapa agenda beasiswa yang dicanangkan oleh Kemenristekdikti. “Yang terjadwal langsung kita canangkan untuk para atlet yang berprestasi di tingkat internasional itu kita tahun ini ada 200an yang kita tujukan di perguruan tinggi perguruan tinggi yang memiliki ilmu keolahragaan.”
Tak hanya itu, ia mengungkapkan bahwa Kemenristekdikti juga telah mempersiapkan sejumlah opsi bagi para atlet Indonesia yang belum mendapat beasiswa. “Juara juara nasional dan turnamen internasional itu otomatis juga kalau belum mendapat beasiswa akan kita kasih beasiswa dari beasiswa yang lain, selain beasiswa atlet kita punya beasiswa misalnya bidikmisi beasiswa prestasi, dan lain lain,” kata dia.
Didin Wahidin mengatakan bahwa ini merupakan upaya untuk mengapresiasi para atlet yang sudah berjuang hingga dapat mencapai titik kesuksesan kariernya. “Tidak boleh para atlet itu tidak dihargai ketika mereka berprestasi karena prestasi itu tidak diraih dari usaha sesaat tapi merupakan sebuah perjalanan panjang.”
Sebagai contoh, kata dia, untuk atlet yang berprestasi di bidang sepak bola akan ditempatkan di sejumlah perguruan tinggi guna mengenyam Pendidikan lanjutan. “Sepakbola tahun ini kita memberikan beasiswa yang menempatkan mahasiswanya di 10 perguruan tinggi yang membina fakultas ilmu keolahragaan.”
Upaya tersebut ia harap akan menjadi bagian dari sistem pembinaan olahraga tingkat nasional sehingga pada akhirnya Indonesia dapat memiliki sumber daya manusia yang memiliki daya saing tinggi guna menciptakan kemajuan bagi bangsanya.
Selain memiliki daya saing tinggi, hasil binaan tersebut juga diharapkan memiliki karakter nasionalisme yang kuat sehingga dapat menangkal hal – hal yang tidak diinginkan. “sehingga kemudian apa yang disebut sebagai separatisme radikalisme terorisme dan lain lain itu bisa kita kurangi dengan cara seperti ini,” kata Didin.
RIDWAN KUSUMA AL-AZIZ