Viral 2 Atlet Juara Tidur di Kolong, Begini Duduk Perkaranya

Reporter

Antara

Editor

Nurdin Saleh

Jumat, 16 Agustus 2019 10:40 WIB

Empy Pelamonia dan Anies Pelamonia. (instagram/@mangentemaluku)

TEMPO.CO, Jakarta - Empy Pelamonia dan Anies Pelamonia, dua atlet peraih medali emas di kejurnas atletik 2019 yang viral karena diberitakan tidur di bawah kolong stadion Mandala Remaja Karangpanjang Ambon, dinyatakan telah diselesaikan.

"Saya mencoba memfasilitasi KONI, PASI, serta kedua atlet dan pelatih untuk berbicara dan dianggap selesai di ruang rapat kadis, dan masalah ini juga telah disampaikan ke komisi D DPRD Maluku," kata Kapala Dinas Pemuda dan Olahraga Maluku, Semy Huwae di Ambon, Jumat.

Menurut dia, masalah dua atlet itu terjadi pada akhir pekan lalu dan diviralkan di media-media masa, dan kadispora mengaku tidak tahu kalau dua atlet ini minta tinggal di asrama PPLP.

Empy Pelamonia adalah peraih medali emas di nomor lari 800 meter putera sedangkan Anies Pelamonia meraih medali emas di nomor 1.500 meter putera dan medali perunggu pada nomor 5.000 meter putera di kejurnas atletik 2019.

"Mereka bilang ke pelatih sebelum pulang ke Haria, nginap di asrama PPLP tetapi sebetulnya kalau atlet yang sudah lulus PPLP tidak boleh masuk lagi sesuai SOP, namun karena pertimbangan kemanusiaan lalu dimasukkan saja ke situ," jelas Semy Huwae.

Hari pertama mereka tidur, dan hari kedua dikunjungi saudaranya lalu bercerita sampai larut malam di luar pagar PPLP, sementara jam tidur atlet dibatasi sehingga saat mereka mau masuk lagi tidak bisa karena pintu sudah terkunci.

"Akhirnya mereka memilih tidur di tempat transit yang disebut media tidur di bawah kolong tribun Stadion Mandala Remaja Karangpanjang Ambon, jadi saya kira tidak ada unsur kesengajaan dan kita berikan perhatian dengan menjemput mereka saat kembali dari Jakarta sebagai bentuk apresiasi atas penghormatan mereka dan juga kebanggaan kami," katanya.

Wakil ketua komisi D DPRD Maluku, Johan Rahantoknam mengakui sudah mendapat penjelasan KONI maupun Dispora Maluku dan dianggap selesai karena tidak ada unsur kesengajaan mereka ditelantarkan, apalagi mereka memilih menunggu saudaranya di tempat transit.

Keduanya masuk asrama PPLP pada hari Jumat, 9 Agustus, dan esoknya menjemput saudara mereka lalu ngobrol sampai pukul 24:00 WIT sehingga tidak bisa masuk sebab ada SOP.

Sementara ketua harian KONI Maluku, Agus Lomo, menjelaskan, terkait berita dua atlet yang sekarang lagi viral di sosial media ini dijelaskan bahwa tidak ada sedikit pun kebijakan dari KONI untuk menempatkan kedua atlet tersebut di tempat seperti itu.

"Seluruh kebutuhan dan fasilitas dari KONI kepada PASI sesuai ketersediaan anggaran yang sementara ini masih belum memadai, tetapi kami sudah memberikan kebutuhan yang diperlukan kepada mereka dalam rangka mengikuti Kejurnas atletik maupun untuk Pra PON," tandas Agus.

Dia juga membantah KONI dan pihak terkait lainnya terkesan baru mengambil langkah setelah viral di sosial media bahwa mereka sudah diterlantarkan.

Dikatakan, penanganan cabang olahraga itu diserahkan kepada pengprov masing-masing cabang dan itu didasarkan rapat anggota pada Februari 2019 lalu, bahwa menyongsong kejurnas maupun Pra PON itu diserahkan ke masing-masing cabor.

Karena memang ada keterbatasan anggaran di KONI sehingga itu telah disepakati bersama, dalam rangka mempersiapkan berbagai cabang olahraga ke Pra PON seperti pemusatan latihan dan sebagainya.

"Kami hanya ada dalam batasan memfasilitasi keberangkatan tim dan berbagai kebutuhan lainnya," tegasnya.

KONI sampai hari ini serius dalam mempersiapkan seluruh cabang olahraga dan para atlet yang dipersiapkan dan ketika mereka bergabung di Pra PON ini untuk masuk PON 2020, dan kalau pun mereka mau hengkang maka ada aturan yang mendasar untuk dipedomani oleh setiap atlet yang hijrah ke daerah lain.

Mereka juga sangat mengapresiasi seluruh cabang olahraga, termasuk kedua atlet ini dan terus terang saja mereka saat ini sesuai informasi yang diterima dari PASI belum bisa dipastikan lolos ke PON karena masih berada pada tingkat junior.

Tetapi KONI tetap mendorong mereka mempersiapkan diri sehingga nanti limit waktu yang ditetapkan oleh PB PASI dan mereka masuk dalam 12 besar, maka KONI Maluku berharap seperti itu.

"Kami menganggap seluruh informasi yang viral di masyarakat baik dalam bentuk cemooh bagi KONI ini positif sebagai bentuk kecintaan masyarakat dalam membangun olahraga di Maluku," katanya.

Persoalan membangun olahraga di Maluku sudah klasik, dan Agus mengaku pernah menjadi atlet, jadi pelatih dan memimpin PON enam kali, dan seorang atlet harus menjadikan pelatih sebagai orang tua dan tempat mengadu seluruh persoalan mereka.

Berita terkait

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

5 jam lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Arti Kata Pundit yang Viral dalam Dunia Persepakbolaan

1 hari lalu

Arti Kata Pundit yang Viral dalam Dunia Persepakbolaan

Ramai istilah pundit dalam dunia sepak bola. Arti kata pundit merujuk pada seseorang yang memiliki keahlian di dunia sepak bola.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

4 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan usai Viral Sepatu Harga Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31,8 Juta, Begini Penjelasan DHL

7 hari lalu

Jadi Sorotan usai Viral Sepatu Harga Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31,8 Juta, Begini Penjelasan DHL

DHL buka suara perihal viralnya kasus bea masuk jumbo yang dikenakan untuk sepasang sepatu impor.

Baca Selengkapnya

Viral Bea Masuk Rp 31,8 Juta untuk Sepatu Seharga Rp 10 Juta, Begini Cara Perhitungan Bea Cukai

7 hari lalu

Viral Bea Masuk Rp 31,8 Juta untuk Sepatu Seharga Rp 10 Juta, Begini Cara Perhitungan Bea Cukai

Ditjen Bea Cukai menanggapi pemberitaan penetapan bea masuk untuk produk sepatu impor yang dibeli oleh konsumen sebesar Rp 31,8 juta.

Baca Selengkapnya

Unpad Buka Suara Soal Mahasiwa Penerima Beasiswa KIP-K Bergaya Hidup Mewah

7 hari lalu

Unpad Buka Suara Soal Mahasiwa Penerima Beasiswa KIP-K Bergaya Hidup Mewah

Pihak Unpad buka suara soal kabar viral tentang mahasiswa penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar-Kuliah yang diduga pamer kemewahan di akun medsos.

Baca Selengkapnya

Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

13 hari lalu

Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

Perilaku sekelompok turis asal Indonesia di Jepang mengundang kecaman luas gara-gara perilakunya terhadap bunga sakura yang sedang bermekaran.

Baca Selengkapnya

Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

15 hari lalu

Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

Kemenparekraf angkat bicara soal video viral perusakan pohon sakura oleh WNI.

Baca Selengkapnya

VIral Tabrak Lari di Bekasi, Pengemudi Yaris Panik Diteriaki Warga Usai Serempetan hingga Tabrak Belasan Kendaraan

15 hari lalu

VIral Tabrak Lari di Bekasi, Pengemudi Yaris Panik Diteriaki Warga Usai Serempetan hingga Tabrak Belasan Kendaraan

Polres Metro Bekasi Kota menyatakan, total ada 2 mobil dan 11 sepeda motor yang menjadi korban tabrak lari akibat pengemudi panik diteriaki warga.

Baca Selengkapnya

Sederet Fakta Khatib Salat Id di Bantul Singgung Dugaan Kecurangan Pemilu dan Berujung Minta Maaf

18 hari lalu

Sederet Fakta Khatib Salat Id di Bantul Singgung Dugaan Kecurangan Pemilu dan Berujung Minta Maaf

Khatib salat Id di Bantul, Yogyakarta, mendadak viral di media sosial karena mengangkat materi dugaan kecurangan Pemilu 2024. Berikut sederet faktanya

Baca Selengkapnya