Promosi Rokok Jadi Bahaya di Balik Audisi Badminton Djarum

Reporter

Fikri Arigi

Senin, 2 September 2019 20:50 WIB

Pemberian instruksi pertandingan oleh wasit kepada dua peserta Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2019, Minggu, 28 Juli 2019, di GOR KONI, Bandung. (Humas Audisi Umum)

TEMPO.CO, Jakarta - Diskusi yang digelar oleh Yayasan Lentera Anak mengungkap ada bahaya dalam promosi rokok dalam audisi badminton Djarum yang dilakukan oleh Djarum Foundation. Promosi rokok seperti itu berbahaya karena anak dapat menganggap zat adiktif dalam rokok tidak berbahaya.

Dalam diskusi itu, Ketua Yayasan Lentera Anak, Lisda Sundari, mengaku khawatir banyak anak-anak yang terpapar brand image rokok dalam audisi beasiswa badminton tersebut. Meski acaranya tidak melibatkan rokok, kata Lisda, anak-anak menjadi akrab dengan merek rokok.

“Semua anak menganggap ini hanya badminton, tapi ketika dilihatkan gambar Djarum-nya dia tahu itu rokok,” ujar Lisda di lokasi diskusi, Hotel Ibis, Jalan Wahid Hasyim, Senin, 2 September 2019.

Tahun 2019 audisi beasiswa Djarum kembali digelar. Tahun ini audisi diadakan di lima kota, Bandung, Purwokerto, Karanganyar, Surabaya, dan Kudus.

Sebelumnya Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah memanggil Djarum Foundation selaku penyelenggara dan menegur mereka, namun audisi tetap berjalan.

Advertising
Advertising

Yayasan Lentera Indonesia menyebut, pada audisi tersebut intensi promosi terlihat jelas. Pasalnya, para peserta, anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun, diwajibkan mengenakan kaus dengan tulisan Djarum, di lokasi audisi pun, dipenuhi dengan logo Djarum.

Ia menyebut hal tersebut sudah masuk dalam ranah eksploitasi. “Eksploitasi karena pemanfaatan tubuh anak untuk promosi,” kata dia.

Dokter Darmawan Budi Setianto dari Ikatan Dokter Anak Indonesia mengatakan, meski tak melibatkan rokok, audisi tersebut menanamkan citra rokok pada anak.

Senada dengan dokter Darmawan, Kepala Jurusan Komunikasi Universitas Indonesia Nina Mutmainah Armando mengungkapkan pendapatnya. Menurut dia, dengan penggunaan logo sponsor dari Djarum Foundation, sama dengan penanaman brand image bagi calon konsumen di masa depan. “Ini penanaman image yang dari awal dijejalkan kepada anak,” tutur Nina, di lokasi.

FIKRI ARIGI

Berita terkait

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

7 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

11 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

13 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

26 hari lalu

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

Tersinggung tak boleh utang rokok, pelaku membakar warung dengan melempar botol bensin dan tisu yang telah dibakar.

Baca Selengkapnya

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

30 hari lalu

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

Wem Pratama, 33 tahun, warga Jalan Tuba 3, Kota Medan, membunuh ibu kandungnya, Megawati, 55 tahun dengan memukul dan menggorok leher.

Baca Selengkapnya

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

40 hari lalu

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

Hasil pemeriksaan medis yang baik tak menjamin perokok sehat. Untuk memastikan kesehatan perokok satu-satunya jalan adalah total berhenti merokok.

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

44 hari lalu

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

Selandia Baru akan akan melarang penjualan rokok elektrik sekali pakai untuk menurunkan angka perokok usia muda.

Baca Selengkapnya

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

55 hari lalu

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

Faisal Basri menyatakan perusahaan rokok memiliki lobi-lobi yang kuat di lingkungan Istana dan pembuat undang-undang.

Baca Selengkapnya

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

55 hari lalu

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

Benny mengklaim industri rokok hanya melakukan komunikasi dengan pemerintah melalui jalur-jalur yang legal.

Baca Selengkapnya

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

59 hari lalu

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

Sesi kesepuluh Konferensi Para Pihak (COP10) Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau WHO FCTC menghasilkan sejumlah kesepakatan jangka panjang.

Baca Selengkapnya