TEMPO Interaktif, Meraih medali emas dari Olimpiade selalu menjadi impian Elena Dementieva. Baginya, medali itu lebih bernilai dibandingkan gelar kejuaraan apa pun.
"Menurut saya Olimpiade lebih penting, merupakan sebuah kehormatan bagi saya bisa mewakili negara sendiri di ajang olah raga terbesar di dunia ini," katanya.
Dementieva pun tidak terlalu memasang target besar dalam ajang turnamen Amerika Terbuka yang sedang berlangsung dalam dua minggu ini. Dia hanya berharap perjalanannya bisa berjalan mulus.
Tidak seperti petenis lainnya. Dementieva memang tidak terlalu mengejar gelar Grand Slam. "Banyak orang yang menghampiri saya dan berkata 'Sungguh luar biasa akhirnya kamu bisa memenangi sesuatu yang sangat berarti," katanya beberapa waktu lalu setelah meraih emas pertamanya di Olimpiade Beijing dua minggu lalu.
Perjalanan prestasi Dementieva di ajang Olimpiade dan turnamen Grand Slam pun terhitung penuh hambatan. Saat tampil di Olimpiade Sidney 2000, pecinta binatang ini harus puas dengan medali perak, usai ditaklukkan oleh Venus Williams. Sebelum itu, petenis yang kala itu masih berusia 18 tahun pun hanya mampu mencapai babak semifinal turnamen Amerika Terbuka.
Tahun itu memang merupakan tahun yang sangat baik bagi Dementieva. Dia merupakan petenis Rusia pertama yang berhasil masuk babak semifinal Amerika Terbuka. Petenis yang akan berulang tahun tanggal 15 Oktober nanti masih tak mampu menahan ketangguhan Lindsay Davenport kala itu. Keberhasilan yang diraihnya ini pun membuat Asosiasi Tenis Profesional (WTA) menggelarinya Pemain WTA paling berkembang.
Empat tahun setelahnya, pada Olimpiade Athena pun Dementieva tidak mampu memperbaiki keadaan. Saat harus berhadapan dengan Alicia Molik di putaran pertama, Dementieva pun tumbang. Padahal, Petenis Rusia ini sempat mendapatkan kemenangan di set pertama. Prestasi terbaik di turnamen grand slam pun hanya sampai pada babak final. Prestasi itu dicapai petenis yang sekarang tinggal di Monte Carlo ini dalam Perancis Terbuka dan juga Amerika Terbuka.
Di Perancis Terbuka, dia berhasil menumbangkan Lindsay Davenport di babak keempat dan terus melaju ke babak final. Namun, gelar juara belum menjadi miliknya saat itu. Gelar juara menjadi milik petenis senegaranya, Anastasia Myskina. Sedangkan pada turnamen Amerika Terbuka, kemenangan menjadi milik Svetlana Kuznetsova.
Beberapa tahun setelahnya, Dementieva tidak terlalu membukukan catatan terbaik dalam turnamen grand slam. Namun, petenis yang kini berada di peringkat enam dunia ini mampu merebut kemenangan di berbagai kejuaraan lainnya.
Kesempatan emas pun datang di tahun 2008 ini. Dementieva akhirnya mampu meraih medali emas pada kesempatan ketiga mengikuti Olimpiade. Dia berhasil mengalahkan rekan senegaranya sendiri, Dinara Safina, di Beijing sekitar dua minggu lalu. Perjalanan Dementieva memang terhitung mulus saat itu. Dan, tidak seperti delapan tahun lalu, Dementieva tidak tunduk pada kejayaan keluarga Williams. Petenis kelahiran Kota Moskow ini mampu menaklukkan adik Venus, Serena Williams - yang merupakan lawan terberat pertama yang harus dihadapinya.
Di babak perempat final Dementieva pun berhasil mengalahkan Serena dalam tiga set 3-6, 6-4, dan 6-3. Kemenangan tiga set lainnya terjadi dalam partai final saat melawan Safina. Sisanya, Dementieva mampu menang dengan straight set setelah meraih kejayaan di Olimpiade, Dementieva akan mencoba meraih kesuksesan pertamanya dalam turnamen Amerika Terbuka yang telah memasuki putaran ketiga ini. Petenis berusia 27 tahun ini berhadapan dengan lawan yang cukup tangguh Anne Kheothavong dari Inggris.
"Saya akan bermain lepas dan akan fokus dengan pertandingan," kata petenis Inggris pertama yang berhasil melaju ke putaran ketiga sejak tahun 1991 ini.
Aldila Sutjiadi Yakin Bisa Lewati Babak Pertama Indian Wells Paribas Open 2024
57 hari lalu
Aldila Sutjiadi Yakin Bisa Lewati Babak Pertama Indian Wells Paribas Open 2024
Aldila Sutjiadi bersama pasangannya Miyu Kato akan turun di nomor ganda putri Indian Wells Paribas Open 2024 dan didampingi pelatih Carlos Alberto Drada.