TEMPO.CO, Jakarta - Tim Ferrari mendapati hasil terburuk di kualifikasi musim ini setelah Charles Leclerc hanya mampu mengamankan posisi start ke-13, persis di depan rekan satu timnya, Sebastian Vettel, di Grand Prix Formula 1 atau F1 Belgia.

Sepanjang akhir pekan ini, duet tim Kuda Jingkrak itu kewalahan menembus catatan 10 besar di sesi latihan bebas laga F1 itu. Pada FP3 secara mengejutkan Vettel menjadi pebalap terlamban di grid, sedangkan Leclerc hanya unggul tiga slot dari juara dunia empat kali itu.

Pada babak kualifikasi, kendati kedua pebalap Ferrari itu mampu lolos dari Q1, Leclerc hanya bisa mengamankan posisi start ke-13, satu tempat di depan Vettel yang berjarak 0,265 detik.

Keduanya juga gagal melaju ke Q3 untuk pertama kalinya sejak Grand Prix Britania pada 2014.

Catatan waktu Leclerc juga 0,477 detik lebih lamban dari yang ia torehkan di Sirkuit Spa-Francorchamps tahun lalu.

Adapun menurut catatan laman resmi F1, enam tim melaju dua detik lebih cepat dari catatan mereka tahun lalu.

"Ini lebih baik dari yang kami kira... finis P13 tapi inilah keadaannya saat ini. Kami harus bekerja keras," kata Leclerc.

"Ini sulit bagi seluruh tim, untuk orang-orang yang mendukung kami di rumah yang kecewa, bisa dimaklumi."

"Tapi kami telah mencoba sebaik mungkin, dan P13 dan 14, tidak banyak yang bisa dilakukan mobil hari ini," kata juara GP Belgia 2019 itu.

Paling tidak, kedua mobil SF1000 finis sebagai mobil bermesin Ferrari terdepan di kualifikasi, setelah kalah cepat dari Alfa Romeo dan Haas di FP3.

Para fan, yang berpikiran tim Ferrari mengorbankan kecepatan satu putaran mereka untuk melaju jangka panjang di balapan, mungkin mendapat berita buruk dari Leclerc yang mengatakan mobil mereka sangat lamban di percobaan jarak panjang ketika sesi latihan bebas Jumat meski menggunakan setup balapan.

Catatan F1 menunjukkan, mobil Ferrari menjadi mobil kelima tercepat untuk melaju dalam jarak panjang, 0,1 detik, lebih lamban dari Renault dan Racing Point setiap putarannya.

Menjelang kualifikasi F1 tersebut, ketua tim Mattia Binotto, seperti dikutip AFP, mengungkapkan jika mereka tak hanya lamban. Namun juga kesulitan membuat ban Pirelli bekerja baik di sirkuit dengan karakter kecepatan tinggi seperti Spa.

"Kami kesulitan membuat ban bekerja. Kami kekurangan daya cengkeram, baik di pengereman maupun akselerasi.... Tentunya para pebalap mengeluhkan tentang daya cengkeram keseluruhan," kata Binotto.

"Saya rasa situasinya sama untuk kedua mobil, jadi bukan soal pebalapnya. Ini soal cara menyetel mobil untuk menemukan jendela yang tepat untuk ban."